Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle
Tujuan Terkait

Peringati Hari Buku Sedunia Deputi Gubernur BI Singgung Soal Literasi dan Kecerdasan Emosional

Situasi banjir informasi ini menurutnya membutuhkan kemampuan memahami, menganalisis, dan mengkritisi informasi yang tersebar dengan cepat.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: willy Widianto
zoom-in Peringati Hari Buku Sedunia Deputi Gubernur BI Singgung Soal Literasi dan Kecerdasan Emosional
screen shoot
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka hari Buku Sedunia tahun 2024, Bank Indonesia Institute menggelar Bazaar Perpustakaan Bank Indonesia(BI) bertema The Journey of Change: "The Empowering Force of Literacy”.

Saat membuka acara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti singgung soal fenomena banjir informasi yang terjadi saat ini.

Baca juga: Bank Indonesia Ungkap 4 Faktor Pendorong Nilai Tukar Rupiah Kuat hingga Akhir Tahun

Situasi banjir informasi ini menurutnya membutuhkan kemampuan memahami, menganalisis, dan mengkritisi informasi yang tersebar dengan cepat dan luas.Termasuk mengevaluasi informasi baik fakta maupun palsu.

Peran kecerdasan emosi (EQ) pun sangat penting dalam membentuk kebijaksanaan untuk memahami kebenaran informasi yang sifatnya multi persepsi.

"Kecerdasan emosional melibatkan pengendalian jiwa dan kesadaran diri. Individu yang kurang memiliki kecerdasaan emosional akan cenderung cepat menyimpulkan informasi berdasarkan judulnya saja, dan masuk dalam lingkaran penyebaran berita hoax," ungkap Destry saat membuka acara”, Senin(6/5/2024).

Baca juga: 20 Ucapan Hari Buku Sedunia 2024, Cocok Dibagikan ke Media Sosial

Destry melanjutkan, literasi tidak hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis. Tapi juga rangkaian kemahiran dalam membaca, menulis dan menggunakan angka.

Berita Rekomendasi

Termasuk di dalamnya mencakup keterampilan digital. Terlebih, survei Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD menunjukkan tahun 2018, hanya 30 persen dari pelajar Indonesia yang memiliki kemampuan literasi yang baik (Proficiency Level 2), jauh dibawah rata-rata OECD sebesar 77 persen.

Indonesia memang sudah hampir terbebas dari buta aksara.Akan tetapi kemampuan untuk memahami dan menganalisis kebenaran informasi masih perlu untuk terus diasah.

Baca juga: Sejarah Hari Buku Sedunia yang Diperingati Setiap Tanggal 23 April

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan membaca, mengikuti berbagai kegiatan seminar terkait, dan berdiskusi secara aktif."Harapan saya, rangkaian kegiatan World Book Day 2024 ini, yang juga mencakup topik kecerdasan emosional, dapat menjadi fasilitas dan sarana belajar bagi kita semua," tambah Destry.

Lebih lanjut, Destry menyinggung peran perpustakaan kini pun sudah merambah era digital melalui Library 4.0. Perpustakaan kini tidak hanya menjadi ruang membaca.

Tapi juga menjadi tempat pertemuan dan kolaborasi antara individu, kelompok, dan komunitas.Dengan memanfaatkan teknologi dan kolaborasi, Library 4.0 membantu menciptakan lingkungan yang inklusif dan dinamis.

Setiap orang memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi. Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri Kepala BI Institute Yoga Affandi, Dosen dan narasumber bedah buku “Menghilang, Menemukan Diri Sejati”Dr. Fahruddin Faiz, serta pimpinan satuan kerja dan kantor perwakilan BI.

Baca juga: Pengusaha Ngerem Investasi Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas