Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Teks Khutbah Jumat 5 Juli 2024: Muhasabah di Akhir Tahun Hijriah dan Menyambut 1 Muharram 1446 H

Contoh teks khutbah Jumat dengan tema muhasabah di akhir tahun hijriah, berkaitan dengan menyambut bulan Muharram 1446 H sebagai tahun baru Islam.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Teks Khutbah Jumat 5 Juli 2024: Muhasabah di Akhir Tahun Hijriah dan Menyambut 1 Muharram 1446 H
Kolase Tribunnews
Teks Khutbah Jumat hari ini, 5 Juli 2024 - Contoh teks khutbah Jumat dengan tema muhasabah di akhir tahun hijriah, berkaitan dengan menyambut bulan Muharram 1446 H sebagai tahun baru Islam. 

TRIBUNNEWS.COM - Contoh teks khutbah Jumat dengan tema muhasabah di akhir tahun hijriah.

Naskah khutbah Jumat Juli 2024 dalam artikel ini berkaitan dengan menyambut bulan Muharram 1446 H sebagai tahun baru Islam atau bulan Suro dalam penanggalan Jawa.

Dalam khutbah Jumat Juli 2024 ini akan diterangkan bagaimana umat Islam dapat meningkatkan takwa kepada Allah SWT sebelum memasuki bulan Muharram.

Khotib dapat mengingatkan kepada umat muslim tentang pentingnya muhasabah, mengoreksi dan meneliti pribadinya pada momen akhir tahun Hijriah.

Adapun contoh teks khutbah Jumat ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat hari Jumat, 5 Juli 2024.

Simak contoh khutbah jumat berikut ini, dilansir dari laman Pondok Pesantren Lirboyo.

Khutbah Jumat: Muhasabah Akhir Tahun Hijriyah

Khutbah I

اَلحَمدُ لله مُجَدِّدِ الْأَعْوَامِ عَامًا بَعدَ عَامٍ الَّذِي افتَتَحَ بِأَفْضَلِ الأَشهُرِ شَهرِ المُحَرَّمِ هَذَا العَام. أَشهَدُ أَن لَا إله إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ المَلكُ العَلّام. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ الأَنَامِ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَولَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَينِ مُتَلَازِمَينِ عَلَى مَمُورِ الدُّهُورِ وَالأَيَّامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الله، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Ma’asyiral Muslimin yang berbahagia

Berita Rekomendasi

Alhamdulillah sebentar lagi kita akan memasuki bulan Muharram. Bulan pertama Hijriyyah. Sebagai umat Islam, kita haruslah bersyukur dengan meningkatkan ketaqwan kita kepada Allah Swt, lebih giat beribadah dan beramal saleh.

Dengan datangnya tahun baru ini, marilah kita perbaharui taubat kita, mengoreksi diri kita masing-masing, seberapa banyak kesalahan yang kita perbuat, seberapa besar perbuatan zalim kepada diri sendiri? Sudahkah kita memperbaikinya, beristighfar keharibaan Ilahi Rabbi? Akankah kita bisa memperbaikinya di tahun mendatang? Karena bukan seorang Mukmin yang sempurna jika hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin, apalagi sampai mengalami penurunan.

Kaum Muslimin rahimakumullah

Kita perbaiki apa yang masih kurang pada diri kita, dan kita tingkatkan apa yang baik. Sebab bagaimanapun, diri kita sendirilah yang lebih mengetahuinya. Segala macam kesalahan yang diperbuat tidak akan bisa ditutupi, karena manusia itu sendiri yang akan menjadi saksi atas perbuatannya. Oleh karena itu Allah berfirman dalam surat Al-Qiyamah ayat 14 dan 15:

بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَة، وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَه

“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.”

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat dengan Tema Nilai Ibadah Kurban

Dari sini, sebelum kita dihisab oleh Allah nanti di hari kiamat, kita teliti diri kita masing-masing. Di sana (ketika amal kita dihisab pada hari kiamat) semua perbuatan kita terbeber secara jelas. Dan diri kitalah yang akan menjadi saksi atas semua itu. Tangan, kaki, mulut dan seluruh anggota badan kita akan menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan yang telah kita lakukan seperti tersebut dalam surat an-Nur ayat 24:

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”

Kaum Muslimin yang berbahagia

Pada dasarnya manusia mendapatkan perintah untuk muhasabah, mengoreksi dan meneliti pribadinya setiap saat. Sebabbarang siapa meneliti pribadinya sendiri, menghitung amal perbuatannya di dunia, niscaya perhitungan amalnya akan mudah di akhirat. Dan manusia yang bertaqwa adalah mereka yang beramal untuk masa depan yang abadi, yaitu kebahagiaan di akhirat yang mendapatkan ridla dari Allah Swt.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas