Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle
Tujuan Terkait

Gelar Flashmob Berkebaya, Kowani: Kebaya Simbol Kemandirian Perempuan Indonesia

Ribuan perempuan dari sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya mengikuti flashmob poco-poco berkebaya di Bundaran Hotel Indonesia.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Gelar Flashmob Berkebaya, Kowani: Kebaya Simbol Kemandirian Perempuan Indonesia
istimewa
Ribuan perempuan dari sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya mengikuti flashmob poco-poco berkebaya di Bundaran Hotel Indonesia. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan perempuan dari sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya mengikuti flashmob poco-poco berkebaya yang diselenggarakan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

Tarian ini diikuti para anggota Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Federasi Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FOKBI), dan juga sejumlah komunitas.

Baca juga: Parade Kebaya Nusantara di Sejumlah Kota Meriahkan Perayaan HKN 2024

Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Hari Berkebaya Nasional (HKN) yang puncaknya akan diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 24 Juli 2024.

“Dalam Kongres Kowani X, Presiden Soekarno mengatakan mengatakan bahwa kebaya bukan hanya sekadar kecantikan, lenggak-lenggok perempuan Indonesia," ujar Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, dalam keterangannya, Kamis (18/7/2024).

" Akan tetapi punya makna yang dalam yakni kebaya yang digunakan perempuan Indonesia membuat kita semangat, karena identik dengan kesetaraan, perjuangan dan kemandirian perempuan Indonesia,” tambah Giwo.

Baca juga: Anggota Wantimpres: Kebaya Bukan hanya Budaya tapi Bisa Menggerakkan Perekonomian Bangsa

Melalui kegiatan ini, Kowani ingin menyampaikan makna bahwa kebaya merupakan warisan budaya bangsa yang perlu dilestarikan.

BERITA TERKAIT

Dirinya mengungkapkan kebaya merupakan pakaian khas perempuan Indonesia dari masa ke masa.

“Perempuan Indonesia berkebaya bukan hanya saat ini saja, tetapi sejak zaman Majapahit. Bahkan Laksamana Malahayati menggunakan kebaya saat menjadi panglima perang melawan Belanda,” kata Giwo.

Giwo menambahkan kebaya juga memiliki makna yang mendalam, seperti kesetaraan dan pemberdayaan ekonomi.

Dalam setiap helai kebaya dan aksesoris pendukungnya, terdapat perempuan yang menjadi pelaku UMKM.

“Melalui kebaya, terdapat upaya pemberdayaan ekonomi perempuan Indonesia. Kami harap dengan mengenakan kebaya, UMKM Indonesia dapat naik kelas,” harap dia.

Selain itu, kegiatan tersebut memiliki makna bahwa berkebaya tidak menghalangi perempuan dalam menjalankan aktivitasnya.

Selama ini tertanam di benak masyarakat, berkebaya merepotkan.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas