Melihat Kebaruan Fesyen Kontemporer, Wastra dan Budaya Nusantara di SPOTLIGHT Indonesia 2024
Perhelatan Spotlight Indonesia 2024 kembali digelar oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC).
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Perhelatan Spotlight Indonesia 2024 kembali digelar oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC).
Kegiatan yang berkolaborasi dengan Gemalindo Kreasi Indonesia ini sukses digelar pada pertengahan Desember di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC).
Baca juga: Menteri Maman Bakal Integrasi Seribu UMKM Fesyen Jadi Satu Holding agar Ekosistem Lebih Terorganisir
Dengan mengusung tema Cultural Fusion, pagelaran ini mengangkat keberagaman budaya, wastra, dan kerajinan Indonesia dengan konsep kebaruan melalui fesyen kontemporer sebagai keunggulan produk fesyen Indonesia di pasar global.
“Tahun ini, kami selalu mengedepankan wastra dan budaya tanah air sehingga SPOTLIGHT dapat menjadi ruang pamer dan pertemuan bagi industri mode Indonesia dari hulu ke hilir. Diharapkan sekaligus bisa memunculkan kekuatan industri berbasis budaya Indonesia yang akan mewujudkan identitas produk mode buatan Indonesia yang membanggakan,” papar National Chair Indonesian Fashion Chamber (IFC) Lenny Agustin dalam sambutannya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Adelia Pasha Ditipu Rekan Bisnis, Investasi Miliaran Rupiah untuk Usaha Fesyen Tak Kembali
Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi global untuk produk busana siap pakai (ready-to-wear) berbasis konsep sustainability atau berkelanjutan dengan mengedepankan penggunaan wastra, budaya, dan sumber daya lokal serta pengerjaan tangan (handmade).
Acara fesyen kultural ini terdiri dari fashion show dan pameran, serta dilengkapi kegiatan kompetisi, workshop, talkshow, instalasi fesyen, dan lainnya ini berupaya mempertemukan dan memfasilitasi kolaborasi antara desainer, pengrajin, dan pecinta fesyen.
Dengan mengkampanyekan inklusivitas dan sustainability sekaligus melestarikan budaya, kegiatan menampilkan keberagaman karya lebih dari 100 desainer dan jenama Indonesia yang mencakup formal wear, casual/street wear, men’s wear, hingga modest wear yang menampilkan karya Risa Maharani Basic didukung oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Dwico didukung oleh KPw Bank Indonesia.
Dari Provinsi Bali, Hannie Hananto x Batik HUZA, Maharrani didukung oleh KPw Bank Indonesia.
Juga ada dari Provinsi Sumatera Barat, BOOLAO didukung oleh KPw Bank Indonesia Prov. Jawa Barat, meLOOKmeL didukung oleh KPw Bank Indonesia Prov. DKI Jakarta, Riris Ghofir didukung oleh KPw Bank Indonesia Prov. Jawa Timur, andai by aldrie, KURSIENKARZAI, dan Nuniek Mawardi.
Koleksi busana muslim juga tetap ditampilkan yang diinisiasi oleh IFC.
Pada penutup hari pembukaan dengan koleksi dari Sofie, Irmasari Joedawinata, JYK by Jenny Yohana Kansil, Bramanta Wijaya, Interim Clothing, Anggie Rachmat, MAZULABEL by Marini Zumarnis, NATS Wear, Billy Tjong, Opie Ovie X Miss Mysa Accessories, dan OLANYE by Eko Tjandra.
Chief Director Gemalindo Kreasi Indonesia Irvan Mahidin Sukamto dalam sambutannya menyampaikan, pihaknya bersyukur atas partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat, para sponsor, desainer, pelaku industri, kementerian lembaga, hingga tamu undangan dan pengunjung yang sangat antusias.
Disebutkan jika peserta yang mengikuti kegiatan ini kurang lebih 100 booth dengan sekitar 112 brand fashion.