Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid mengungkapkan bahwa pihaknya menginginkan adanya lebih dari dua poros koalisi partai politik pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Hal tersebut menurut Kholid berdasarkan keputusan Musyawarah Majelis Syura PKS.

"Majelis syura PKS sudah sepakat 2024 tidak boleh seperti pilpres sebelumnya. Maka kami senang ada KIB dan Gerindra-PKB. Semakin banyak poros semakin bagus," kata Kholid pada acara diskusi bertajuk Ngopi dari Sebrang Istana Utak-atik Tiket Capres di Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2022).

Baca juga: Politikus PKS Beberkan Kriteria Cawapres yang Akan Diusung pada Pilpres 2024

Menurut Kholid atas dasar itu beberapa waktu lalu partai politik yang telah berdiri sejak 20 April 1998 itu menggugat undang-undang presidential threshold 20 persen.

"Maka dari itu kita PKS kemarin menggugat presidential threshold 20 persen. Semakin banyak calon semakin oke. Timor Leste yang negara kaya gitu aja bisa banyak calon. Kita semakin banyak pilihan semakin bagus," sambungnya.

Menurutnya dengan banyak calon presiden dan wakil presiden 2024 bakal hentikan polarisasi seperti yang terjadi pada Pilpres 2019.

Serta masyarakat mendapatkan banyak pilihan.

"Pertama menghentikan polarisasi. Kedua masyarakat bakal banyak pilihan. Kalau 2024 dua kandidat lagi, kami khawatir polarisasi bakal terjadi lagi," tutupnya.

Seperti diketahui ini muncul tiga poros koalisi partai politik menjelang Pilpres 2024.

Yakni Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP.

Poros koalisi lainnya yakni Partai Gerindra dan PKB.

Poros koalisi lainnya disebut-sebut antara PKS, Partai Demokrat dan Partai Nasdem.

Partai politik lainnya seperti PDIP belum memiliki koalisi.