Ternyata, Ini Alasan Anies Baswedan Enggan Ajak Wartawan saat Blusukan di Jakarta
Anies Baswedan ungkap alasan dirinya enggan mengajak wartawan saat blusukan semasa dia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
![Ternyata, Ini Alasan Anies Baswedan Enggan Ajak Wartawan saat Blusukan di Jakarta](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/anies-hadiri-pelatihan-relawan-advokasi-ppks_20221030_201219.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anies Baswedan mengungkapkan alasan mengapa dirinya enggan mengajak wartawan saat blusukan semasa dia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saat dimintai pendapat bagaimana agar dapat membentuk persepsi yang baik di mata publik, Anies Baswedan mengatakan pentingnya membentuk persepsi dan tidak selalu mengkapitalisasi kegiatan dalam bentuk berita.
"Saya pernah mengalami, kalau di Jakarta saya jarang ajak media untuk ke kampung - kampung. Supaya masyarakat menilai gubernurnya dateng untuk ketemu rakyat bukan untuk diberitakan bertemu rakyat," kata Anies Baswedan saat menjadi narasumber yang diselenggarakan di DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jakarta, Minggu (30/10/2022) kemarin.
Anies Baswedan mengatakan cara ini akan membentuk persepsi publik yang positif dan mendorong rasa percaya.
Menurutnya, terkadang beberapa instansi punya kecenderungan ingin membentuk suatu kegiatan agar cepat menjadi berita dan ingin agar cepat terbentuk opini.
Baca juga: Respons Anies Baswedan dan Ahmad Heryawan Setelah Bertemu di DPP PKS, Ungkap Soal Chemistry
Padahal menurutnya persepsi yang terbentuk karena fakta itu bisa permanen, akan tapi persepsi yang dibentuk karena berita, itu jadi timbal berita lainnya dan hilang.
"Kadang kita mau cepet jadi news, terus menerus, apa yang terjadi, rakyat tidak punya pengalaman berinteraksi dengan kita. Itu penting sekali. Persepsi yang dibentuk oleh fakta, oleh pengalaman," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI itu mengatakan, persepsi merupakan sesuatu yang harus dilihat sebagai sesuatu yang berulang ulang, sebab perilaku orang itu berbeda-beda terhadap peristiwa yang terjadi sekali dan berulang ulang kali.
Oleh sebab itu ia mendorong PKS sebagai partai politik turut membangun persepsi publik yang positif secara berulang-ulang dan tidak kerap menjadikan kegiatan tersebut untuk dijadikan pemberitaan.
"Parpol harus melihat ini sebagai kejadian yang berulang-ulang. ya dibangun adalah perasaan suka, percaya, lalu menjadi dukungan. PKS punya kemampuan untuk menjalankan kegiatan sosial berkali-kali. Toh nanti orang secara bertahap bisa menilai," ujarnya.