Boni Hargens Duga Kelompok Mafia Migas Akan Sangat Liar dan Bergerak Lebih Keras pada Pilpres 2024
Boni Hargens menduga kelompok mafia migas akan sangat liar dan bergerak lebih keras untuk memenangkan calon presiden tertentu pada Pilpres 2024.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menduga kelompok mafia migas akan sangat liar dan bergerak lebih keras untuk memenangkan calon presiden tertentu pada Pilpres 2024.
Boni melihat realitas yang sesungguhnya bahwa penggunaan politik identitas dalam proses elektoral sebetulnya bukan memenuhi perjuangan sebuah identitas agama, tetapi lebih kepada sandiwara yang diciptakan oleh segelintir oligarki yang disebut oligarki liar.
Baca juga: Diteken, Investasi Dekarbonisasi di Industri Migas Senilai 2 Miliar Dolar AS
Oligarki-oligarki liar tersebut, kata dia, adalah mereka yang sebetulnya ada di balik layar menggerakan kelompok-kelompok radikal dan paguyuban-paguyuban yang mengusung bendera agama dalam proses demokrasi.
Mereka, kata dia, akan menjadi ancaman ketahanan ideologi negara Pancasila maupun bagi demokrasi itu sendiri.
Hal tersebut disampaikannya usai Diskusi Publik bertajuk Mainan Oligarki di Balik Politik Identiftas Menjelang 2024 pada Sabtu (12/11/2022) di Jakarta.
"Kami menduga bahwa dalam Pemilu 2024 yang akan datang, kelompok-kelompok mafia migas yang berada di balik beberapa permainan politik hari ini itu akan sangat liar dan begerak lebih keras lagi untuk memenangkan calon presiden tertentu," kata Boni.
"Maka perlu kita waspadai kalau kita sama-sama punya prinsip dan komitmen moral untuk menjaga Pancasila dan masa depan Indonesia," sambung dia.
Menurut Boni, politik identitas yang akan terjadi merupakan keberlanjutan dari sebelumnya.
Sejak 2004, kata dia, pihaknya telah mengamati bagaimana dinamika permainan dari segelintir orang-orang kuat dan juga pentolan-pentolan mafia migas yang dulu berada di Petral.
Sampai saat ini, kata dia, mereka masih sangat eksis dan sangat mempengaruhi proses politik di Indonesia.
Bahkan, kata dia, kaki tangan dari kelompok-kelompok mafia migas tersebut justru ada yang menjadi menteri.
Namun demikian, ia enggan menyebutkan siapa menteri yang dimaksud.
"Dan kita tidak mau bahwa demokrasi yang sudah semakin kuat dan negara yang luhur ini kemudian dijadikan kendaraan dan mainan oleh mereka," kata dia.
"Dan kita kan harus mengutamakan bagaimana kelanjutan masa depan Indonesia sebagai sebuah negara bangsa. Ideologinya harus kuat, sistem politiknya harus kuat," sambung dia.