Basis Pemilih Anies Beririsan dengan Jokowi, Pengamat: Tagline Perubahan Nasdem Akan Jadi Bunuh Diri
Hasil survei Voxpol Center Research & Consulting menunjukkan adanya irisan basis pemilih Presiden Jokowi dengan Anies Baswedan.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Voxpol Center Research & Consulting menunjukkan adanya irisan basis pemilih Presiden Jokowi dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Dalam survei yang dilakukan pada periode 22 Oktober sampai 7 November 2022, 22,3 persen pemilih Jokowi merestui Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
Temuan survei ini disebut Direktur Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chanago membatalkan sebutan Anies Baswedan sebagai antitesis dari Jokowi.
"Ternyata basis pemilih Pak Anies masih memilih Pak Jokowi," ujarnya dalam Rilis Peta Elektoral dan Simulasi Kandidat Capres-Cawapres Potensial Pilpres 2024 pada Jumat (18/11/2022).
Dari basis pemilih yang beririsan itu, Pangi menyarankan agar Nasdem, partai pengusung Anies Baswedan melanjutkan cara-cara kepemimpinan Jokowi.
Baca juga: Anies Baswedan Ungkap Obrolan dengan Gibran Saat Sarapan Bareng di Solo: Tidak Semua Ihwal Cawapres
Jika Nasdem enggan melanjutkan, termasuk sampai mengusung tagline 'Perubahan', maka akan membahayakan partai tersebut.
"Kalau kemudian ada tagline-nya Nasdem 'Perubahan', itu akan menjadi bunuh diri bagi Nasdem," kata Pangi.
Bahaya yang dimaksud, yakni hilangnya sebagian pemilih Anies Baswedan.
"Karena pemilih Pak Anies masih berpengaruh ke Pak Jokowi pada irisannya," katanya.
Sebelumnya ketokohan Anies Baswedan pertama kali disebut sebagai antitesis Jokowi oleh politikus Nasdem, Zulfan Lindan.
Baca juga: Demokrat Pastikan Pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming Tak Ganggu Koalisi Perubahan
Hal tersebut dikatakan oleh Zulfan sebagai satu dari antara banyak alasan kenapa Partai NasDem mendeklarasikan Anies sebgai capres pada Pemilu 2024.
Da juga menegaskan Nasdem telah mengkaji hal ini melalui pendekatan dialetika filsafat.
"Jokowi ini kita lihat sebgai tesis, berpikir dan kerja, itu Jokowi. Lalu kita mencari anti-tesa. Dari antitesis Jokowi ini yang cocok itu Anies. Apa artinya? Dia berpikir secara konseptualisasi,” katanya dalam acara Adu Perspektif Total Politik pada Selasa (11/10/2022).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.