TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno soal Pilpres 2024 hanya bersifat normatif.

Dedi Kurnia Syah menganggap pernyataan Sandiaga tersebut bukan merupakan bentuk perlawanan terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Pernyataan itu normatif saja, bukan bentuk perlawanan pada Prabowo. Juga, sebagai ajang menguji seberapa besar peluang Sandiaga terusung," kata Dedi Kurnia Syah saat dihubungi, Senin (19/12/2022).

Namun, ia menyebut peluang Sandiaga Uno diusung kemungkinan kecil di tengah sengitnya kontestasi elektabilitas Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

"Belum lagi jika di lihat dari aspek pemegang akses politik, ada Airlangga Hartarto, Puan Maharani, dan AHY. Artinya ini sulit bagi Sandiaga masuk bursa," ujarnya.

Sebelumnya, Sandiaga menghadiri acara Kongkow Kebangsaan dan Silaturahmi Madura Raya bertajuk 'PPP Membangun Jiwa Enterpreneurship Kader Masa Depan' di Front One Hotel Pamekasan, Madura pada Minggu (18/12/2022).

Baca juga: Sandiaga Uno: Saya Mikirin Rakyat Sampai Botak

Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Waru Barat, Abdus Salam Ramli meminta Sandiaga Uno untuk maju sebagai Capres 2024 mendatang.

Namun, Sandiaga Uno menegaskan kewenangan keputusan penetapan capres dan cawapres berada di tangan partai politik.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu menuturkan dirinya semua siap bila sudah menjadi keputusan partai.

"Apapun keputusannya kita harus siap," ujarnya.