Sikapi Pernyataan Andi Arief Soal AHY Cawapres Anies, NasDem: Ini Koalisi Mau Besarkan Demokrat?
NasDem menanggapi pernyataan menanggapi pernyataan Andi Arief yang menilai Ketua Umum Demokrat AHY lebih menjanjikan jadi Cawapres Anies Baswedan
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menanggapi pernyataan Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief yang menilai Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih menjanjikan jadi Cawapres mendampingi Anies Baswedan.
Ali pun mempertanyakan mengapa AHY terus dipaksakan untuk menjadi cawapres Anies.
"Apakah kemudian kita berkoalisi memajukan Anies ini hanya untuk besarkan Partai Demokrat atau menangkan pertarungan?" kata Ahmad Ali kepada wartawan, Jumat (10/3/2023).
Ahmad meminta Demokrat berhenti menyimpulkan bahwa AHY yang paling baik menjadi cawapres Anies, sementara masih banyak tokoh di Indonesia yang juga berpotensi.
"Kalau kita mau menangkan pertarungan untuk Indonesia maka tentunya harus ada kebesaran hati kita untuk bersama-sama diskusikan ini secara detail," kata dia.
Baca juga: Demokrat Nilai Lebih Menjanjikan jika Anies Bersama AHY Ketimbang Khofifah
"Kesampingkan kepentingan kelompok, ya kan? AHY bagus, tapi kan tidak boleh menjustifikasi bahwa yang lain ini busuk," tandas Ali.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menilai pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY lebih menjanjikan ketimbang Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa.
Dia mengatakan bahwa Pilpres 2024 nanti cakupannya nasional, bukan basis wilayah atau geografi sebagaimana anggapan bahwa bisa memenangkan Jawa berarti memenangkan Pilpres.
"Jadi bukan pilpres yang dipisah-pisah antara pemilu Jawa Timur dengan pemilu yang ada di seluruh Indonesia, jadi itu kesalahan berpikir," kata Andi Arief kepada wartawan, Jumat (10/3/2023).
Baca juga: Anies Baswedan dan AHY Bernyanyi Bareng, Pasca-Demokrat Deklarasikan Capres
Andi kemudian bicara bahwa pemimpin di daerah belum tentu didukung penuh oleh masyarakat yang dipimpinnya, sebab m gubernur tak langsung mendapatkan dukungan wilayahnya.
Dia mengambil contoh Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, yang menurut ya hanya didukung kurang dari 50 persen rakyat Jawa Tengah dan Jawa Barat.
"Jadi, bukan berarti representasi seorang gubernur itu pasti akan mewakili wilayah itu, itu kesalahan berpikir yang kedua," tuturnya.
Baca juga: Momen Anies-AHY Nyanyi Bareng Usai Demokrat Nyatakan Dukungan Capres
Andi lantas mengatakan bahwa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa yang santer dikabarkan bakal menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan, juga masih kalah jauh elektabilitasnya dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.