Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana menjelaskan  pergulatan batinnya yang memutuskan terjun ke politik lagi di Pemilu 2024.

Denny sempat menyinggung soal status tersangka yang menjeratnya pada 2015 silam.

Seperti diketahui, Denny pernah ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri.

Denny diduga menunjuk langsung dua vendor yang mengoperasionalkan sistem payment gateway atau sistem pembayaran secara online saat bertugas di Kemenkumham.

Vendor itu membuka rekening untuk menampung uang pungutan pemohon paspor.

Uang itu mengendap di rekening vendor selama beberapa hari, kemudian ditransfer ke kas negara. 

Kini, Denny menjadi caleg Partai Demokrat dan maju di Dapil II Kalimantan Selatan.

"Kalau hanya memikirkan keluarga, saya akan memilih tinggal saja sebagai penduduk tetap (permanent residence) di Australia, selain Indonesia, sebagaimana permintaan istri dan anak-anak tercinta," kata Denny dalam surat terbukanya yang diterima, Sabtu (10/6/2023).

Baca juga: Denny Indrayana Jadi Caleg Demokrat dan Nyatakan Dukungan ke Anies di Pilpres 2024

Bahkan Denny mengungkap keluarga berat melepaskan Denny kembali ke dunia politik.

"Di tengah status hukum saya yang masih tersangka, sudah lebih 8 tahun disandera," kata Denny yang kini berada di Australia.

Menurut dia, keluarga melepaskannya berpolitik ke ruang publik.

Itu berarti semakin sulit Denny bercengkerama bersama keluarga

"Dan makin banyak serangan politik yang tidak jarang membuat luka karena kami juga manusia biasa," kata dia.

Namun Denny menegaskan setelah melalui pemikiran yang panjang, perenungan yang dalam dan kemudian berdiskusi dengan istri dan anak-anaknya  beberapa malam, akhirnya mereka memutuskan kembali maju berjuang.

"Saya Denny Indrayana, anggota Partai Demokrat, menjadi caleg DPR RI di Dapil II Kalimantan Selatan dan sekaligus memperjuangkan Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia," pungkasnya