Pengamat: Pertemuan AHY-Puan Picu Koalisi Perubahan Segera Deklarasikan Cawapres Anies
Pertemuan AHY-Puan dinilai memantik Koalisi Perubahan segera deklarasikan Cawapres Anies Baswedan.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akhirnya bertemu.
Keduannya bertemu dalam kegiatan olahraga pada Minggu (18/6/2023) pagi, di kawasan Senayan.
Menurut Pengamat Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, pertemuan Puan dan AHY dapat memantik Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) untuk segera mengumumkan calon wakil presiden (Cawapres) yang mendampingi Anies Baswedan.
Seperti diketahui, meski tim kecil koalisi itu telah menyatakan bahwa Anies sudah memiliki calon pendamping, namun sosok tersebut tak kunjung diumumkan.
"Situasi yang terjadi antara pertemuan Mbak Puan dan Mas AHY rasanya akan memantik suatu situasi memunculkan sense of urgency di internal koalisi perubahan," kata Ahmad, dikutip dari youTube Kompas TV, Selasa (20/6/2023).
Pertemuan Puan dan AHY, kata Ahmad, dinilai menjadi manuver untuk menekan Anies Baswedan agar segera mengumunkan calon pendampingnya.
Baca juga: Soal Duet Ganjar-AHY di Balik Mimpi SBY, Demokrat: Berlebihan
"Dan seharusnya bagaimanapun juga Anies Baswedan yang sudah ditunjuk sebagai capres tentu besar kemungkinan akan segera mengambil langkah cepat untuk menetapkan siapa cawapres yang mendampingi dia," ujarnya.
Pertemuan Puan dan AHY juga dinilai sebagai sinyal rekonsiliasi Partai PDIP dengan Partai Demokrat.
Ahmad menilai, pertemuan keduanya merupakan momentum besar.
Sebagai informasi, pertemuan ini juga menjadi penting, mengingat nama AHY masuk dalam jajaran nama bakal calon wakil presiden (Bacapres) pendamping Ganjar Pranowo.
"Pertemuan ini bisa dimaknai sebagai sebuah menguatnya kekuatan rekonsiliasi, dan rekonsiliasi ini baru tahap awal penjajakan," kata Ahmad.
Lebih lanjut, Ahmad Khoirul menilai, terlalu jauh jika pertemuan ini dikaitkan proses kerja sama PDIP dan Demokrat di Pilpres 2024.
"Untuk kepentingan politik taktis jangka dekat tidak mungkin, tapi jangka panjang memungkinkan."
"Bahkan jangka menengah jika ada putaran kedua memungkinkan adanya kerja sama PDIP-Demokrat," ujar Ahmad.