Megawati Ingatkan Jangan Salah Pilih Pemimpin: Lima Menit Coblosnya, Lima Tahun Ngerasain Susahnya
Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar masyarakat jangan salah memilih pemimpin di Pilpres 2024 mendatang.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar masyarakat jangan salah memilih pemimpin di Pilpres 2024 mendatang.
Pasalnya, siapa pemimpin yang terpilih bakal menentukan masa depan Indonesia.
Demikian disampaikan oleh Megawati saat memberikan sambutan dalam puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) 2023 di GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (24/6/2023).
"Saya ingatkan, saya ingatkan, saya ingatkan, lima menit coblosnya, lima tahun ngerasain senang atau susahnya. Hati-hati loh karena itulah gunakan hak pilihmu dengan sebaik-baiknya," kata Megawati kepada ratusan ribu kader PDIP.
Baca juga: Megawati: Pilih Pemimpin Jangan Cuma Lihat Tampangnya
Ia pun meminta masyarakat tidak memilih pemimpin berdasarkan dari penampilan saja.
Apalagi hal itu menjadi satu-satunya dasar untuk memilih seorang pemimpin bangsa.
"Kalau pemimpin tuh sebetulnya mesti dilihat lahir batin, jangan fisik saja, terpeseona gitu, aih. Diperlukan pemimpin yang berpengalaman baik di lembaga legislatif maupun eksekutif, kepemimpinan yang visioner, yang arif, bijaksana, dan memiliki rekam jejak prestasi yang baik serta mengakar, ini yang paling penting, mengakar kepada akar rumput," jelasnya.
Bagi Megawati, sosok Ganjar Pranowo merupakan pilihan yang tepat untuk meneruskan pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pak Ganjar Pranowo akan terus berjuang bersama Presiden Jokowi di dalam mendayagunakan bonus demografi bagi percepatan kemajuan bangsa," jelasnya.
Presiden kelima RI ini menyebutkan Presiden Jokowi juga sempat mengingatkan kepada dirinya bahwa bonus demografi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Indonesia.
"Pak Jokowi bilang sama saya, ibu, ini keberuntungan Indonesia, dari tahun ini 2023, 13 tahun kemudian produk demografi, demografi itu orang, rakyat, itu dari umur 16 sampai 60 adalah usia produktif. Jadi bisa bekerja, belum pensiun," ungkapnya.
"Tapi, kalau ruang kerjanya tidak disediakan, harus bagaimana kehidupannya? Makanya itu nanti kita genjot, kalau apa? kalau kita menang," sambungnya.