Cawapres Mengerucut Satu Nama, Demokrat: Tinggal Menunggu Mas Anies Kembali Ibadah Haji
Pembahasan cawapres telah mengerucut pada satu nama, tinggal menunggu waktu yang tepat Anies pulang dari Ibadah Haji untuk sampaikan ke publik
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menyebut pembahasan mengenai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan sudah selesai.
Menurut Kamhar, pembahasan cawapres sudah mengerucut terhadap satu nama.
Nantinya, Anies yang bakal mengumumkan sosok tersebut setelah menunaikan ibadah haji.
"Pembahasan cawapres telah mengerucut pada satu nama dan tinggal menunggu waktu yang tepat sekembali Mas Anies dari menunaikan Ibadah Haji nanti untuk sampaikan ke publik," kata Kamhar saat ditanya nama Yenny Wahid masuk ke dalam bursa cawapres Anies, Jumat (30/6/2023).
Kamhar menjelaskan bahwa pembahasan tentang nama-nama cawapres menjadi tidak relevan lagi.
Dia pun meminta masyarakat menunggu keputusan Anies selepas ibadah haji.
"Kita hargai dan hormati proses yang telah berjalan, jadi kita tunggu saja sepulang Mas Anies dari tanah suci nanti, kapan akan disampaikan ke publik," jelasnya.
Lebih lanjut, Kamhar menambahkan kewenangan Anies menentukan sosok cawapres yang menjadi pendampingnya telah disepakati oleh NasDem, PKS dan Demokrat sebagaimana tertuang dalam piagam kerjasama.
"Kewenangan ini memang telah diberikan kepada Mas Anies untuk menentukan dan menetapkan sebagaimana telah disepakati bersama pada piagam kerjasama tiga partai," pungkasnya.
Baca juga: Demokrat Soal Pertemuan Puan-Anies di Sela Ibadah Haji: Beri Efek Teduh dan Sejuk di Tahun Politik
Sebagai informasi, Anies Baswedan disebut telah mengantongi satu nama bakal cawapresnya. Namun, sampai saat ini figur tersebut belum diungkap pada publik.
Adapun pengumuman bacawapres rencananya dijadwalkan setelah Anies menjalankan ibadah haji. Di sisi lain, Nasdem tiba-tiba mendorong agar Anies memilih Yenny Wahid.
Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Nasdem Effendi Choirie menuturkan bahwa Yenny bisa menambah dukungan pada Anies dan KPP.
Sebab, Yenny merupakan representasi Nahdlatul Ulama (NU) yang bisa menarik dukungan dari nahdliyin maupun Gusdurian.
Bisa Tambal Kekurangan Anies
Nama politikus Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid disebut masuk bursa calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan, di 2024 mendatang.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai, sangat rasional jika Partai NasDem memilih Yenny Wahid sebagai pendamping calon presiden (capres) mereka kelak.
Menurut Adi, pemilihan sosok Yenny Wahid, dimaksudkan untuk menambal kelemahan Anies Baswedan untuk menarik suara dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
"Sangat rasional Yenny masuk radar cawapres Anies. Ini sepertinya dimaksudkan untuk menambal salah satu kelemahan Anies di kalangan NU. Yenny ditengerai bisa mengonsolidasi basis-basis nahdlyin yang selama ini berjarak dengan Anies," kata pengamat politik Adi Prayitno, saat dihubungi, Selasa (27/6/2023).
Kemudian, Adi mengatakan, sosok Yenny memiliki kemampuan untuk bisa menarik suara pemilih perempuan dan kalangan aktivis sosial.
Hal tersebut tak terlepas dari Yenny yang dipandang aktif di dunia sosial.
"Kedua, NasDem sepertinya melihat Yenny potensial memobilisasi pemilih perempuan dan kalangan aktivis sosial mengingat sosok Yenny begitu aktif di dunia sosial," ucapnya.
Meski demikian, menurut Adi, Yenny Wahid tampak tak tertarik untuk maju sebagai cawapres pendamping eks Gubernur DKI Jakarta itu, di Pilpres mendatang.
Selain itu, kata Adi, kemungkinan Yenny bakal menjadi cawapres Anies juga menjadi pertimbangan.
Baca juga: Anies di Tanah Suci, di Tanah Air Ramai Mencuat Nama Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies
Sebab, menurutnya, bukan tak mungkin Partai Demokrat akan menunjukkan sikap resisten atau penolakan, jika yang nantinya mendampingi Anies Baswedan bukanlah Ketua Umum mereka, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Problemnya Yenny tak terlihat menunjukkan gestur tertarik untuk menjadi cawapres Anies. Termasuk soal kemungkinan sikap resisten dari demokrat andai yang jadi pendamping Anies bukan AHY," ungkap Adi Prayitno.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.