Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kader PSI yang Mengundurkan Diri Sebut Prabowo Punya Rekam Jejak Buruk, Tak Layak Diberi Dukungan

Kader PSI yang pilih mengundurkan diri dari partai menyebutkan bahwa Prabowo Subianto memiliki rekam jejak yang buruk, tak layak dapat dukungan.

Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kader PSI yang Mengundurkan Diri Sebut Prabowo Punya Rekam Jejak Buruk, Tak Layak Diberi Dukungan
Kolase Tribunnews.com
Sejumlah kader menyatakan mundur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Selasa (22/8/2023) - Kader PSI yang pilih mengundurkan diri dari partai menyebutkan bahwa Prabowo Subianto memiliki rekam jejak yang buruk, tak layak dapat dukungan. 

TRIBUNNEWS.COM - Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang memilih mengundurkan diri menyebut bahwa Prabowo Subianto memiliki rekam jejak yang buruk.

Sebelumnya, sebanyak sembilan kader PSI memilih untuk mengundurkan diri karena menolak partainya mendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto.

Anggota PSI atau bacaleg DPR Dapil Jawa Tengah (Jateng) 8, M Afthon Lubbi menegaskan, jika DPP PSI bersikap tegas dan menyatakan menolak Prabowo Subianto maka hal ini tidak terjadi. Namun, hal tersebut tidak dilakukan oleh DPP PSI.

“Kami juga bersikap tegas bahwa kami mengundurkan diri baik sebagai caleg maupun sebagai anggota partai,” jelas dia, Selasa (22/8/2023).

“Dengan situasi politik yang seperti ini, PSI harus membuat garis demarkasi yang tegas untuk menolak Prabowo Subianto. Itu menurut kami. Karena perjalanan dari 2014, 2019 itu sangat membekas bagi kami,” kata Afthon.

Afthon menjelaskan, alasan mengapa Prabowo tak layak diberi dukungan oleh PSI karena memiliki rekam jejak yang buruk.

“Karena bagi saya Prabowo itu sudah mempunyai rekam jejak pelanggaran hak asasi manusia yang belum jelas sampai sekarang," ujar Afthon.

Baca juga: Tanggapan Megawati usai Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo, Ibaratkan Seperti Orang Berdansa

Berita Rekomendasi

Salah satu rekam jejak yang dinilai buruk yakni berkaitan dengan tragedi pada 1998 silam.

Hingga saat ini belum jelas siapa pelaku yang menjadi dalang pelanggaran HAM pada tahun tersebut.

Maka dari itu, kata Afthon, pihaknya merasa patah hati karena PSI memberikan dukungan kepada Prabowo.

Mereka merasa kecewa terhadap sikap DPP PSI yang menerima kehadiran Prabowo di Kantor DPP PSI pada 2 Agustus lalu.

"Tidak ada ketegasan sikap dari DPP untuk tidak mendukung Prabowo Subianto."

"Kami tidak sepakat dan kami tidak sudi PSI menerima kedatangan Prabowo Subianto," ungkapnya dikutip dari YouTube Kompas TV.

Selain itu, dikatakan Afthon, pihaknya juga tidak pernah diajak berdiskusi mengenai hal tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas