Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Perjodohan Anies-Cak Imin, Pengamat Sebut Itu Efek PAN-Golkar Gabung Dukung Prabowo

Menurut Cak Imin, menjadi pasangan Anies Bawedan adalah takdir, itulah kesempatan yang diberikan Tuhan agar perjodohan terjadi.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Soal Perjodohan Anies-Cak Imin, Pengamat Sebut Itu Efek PAN-Golkar Gabung Dukung Prabowo
Instagram @aniesbaswedan
Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai perjodohan Capres Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin adalah efek dari gabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar mendukung Capres Prabowo Subianto. 

IBUNNEWS.COM - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, menganalisis soal perjodohan yang terjadi antara Capres Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Ia menyebut perjodohan itu adalah efek dari gabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar mendukung Capres Prabowo Subianto.

Pasalnya, kedua partai pasti juga membawa proposal di mana bakal mengajukan sosok kader terpilihnya untuk menjadi Cawapres Prabowo Subianto.

"Dua partai itu pasti juga mengajukan nama untuk menjadi cawapres, sehingga menjadi lebih sulit bagi Muhaimin untuk kemudian menjadi cawapres Pak Prabowo," jelas Saidiman, Sabtu (2/9/2023) dikutip dari Kompas Tv.

Peristiwa ini, kata Saidiman, mendorong Cak Imin untuk mencari alternatif lain di luar Prabowo Subianto.

Hingga akhirnya hatinya berlabuh ke Partai NasDem.

Baca juga: Demokrat: Anies Belum Pernah Kontak AHY Setelah akan Dipasangkan dengan Cak Imin

Berita Rekomendasi

"Saya kira wajar kalau misalnya mereka misalnya sakit hati, katakanlah seperti itu, atau setidaknya mencari alternatif lain di luar dan ketemulah dengan Anies Baswedan."

"Muhaimin Iskandar misalnya sudah lebih dari setahun mendeklarasikan untuk mendukung Prabowo Subianto, dukungan ini bukan dukungan yang gratis, mereka datang dengan satu proposal yang jelas bahwa ketua umum mereka Muhaimin Iskandar harus menjadi cawapres," ujar Saidiman.

Apalagi, Saidiman sampai saat ini belum melihat sinyal eksplisit Prabowo meminta Cak Imin jadi cawapresnya.

"Saya  tidak pernah melihat ada sinyal elemen yang cukup eksplisit dari Prabowo Subianto untuk menjadikan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres itu yang pertama," lanjut Saidiman.

Selain itu, juga ada peristiwa di mana Prabowo mengubah nama koalisi dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya menjadi Koalisi Indonesia Maju itu tanpa pembicaraan lebih dulu dengan PKB.

Sehingga, menurut Saidiman, perjodohan Anies Baswedan dan Cak Imin sangatlah wajar terjadi.

"Itu terminologi yang dipakai oleh Cak Imin saya kira tepat menggambarkan terminologi yang juga dipakai oleh media, maupun para aktivis ya soal pertemuan antara atau penggabungan antara Muhaimin Iskandar dan Anies Baswedan, ini disebut seperti jodoh."

"Dalam terminologi agama ada tiga hal yang biasanya menjadi rahasia dari Tuhan yaitu kematian, rizki dan salah satunya jodoh," ungkap Saidiman.

Namun, menurutnya sebenarnya sudah ada tanda-tanda awal perjodohan ini terjadi.

Baca juga: Respons Deklarasi Anies-Cak Imin, Puan Tak Mau Kalah Secepatnya PDIP Deklarasi Cawapres Ganjar

PKB Tambah Suara Jatim dan Jateng

Bergabungnya PKB ke Koalisi Surya Paloh ini diharapkan dapat meningkatkan elektabilitas Anies Baswedan di Pilpres 2023.

Pasalnya dalam beberapa bulan terakhir, sejak November sampai Agustus suara Anies Baswedan lemah dan cenderung stagnan di angka sekitar 20 persen di dalam tiga nama.

"Saya kira ini salah satu ikhtiar politik yang bisa dilakukan saat ini oleh para pendukung Anies Baswedan untuk kemudian mengubah pelemahan suara yang terus-menerus terjadi atau stagnasi suara yang terjadi pada Anies Baswedan."

"Wilayah di mana Pak Anies Baswedan ini sangat lemah itu Jawa Timur dan Jawa Tengah ini juga wilayah-wilayah di mana basis masyarakat itu adalah NU, itu mereka butuh tambahan suara dari sana dan PKB adalah salah satu partai politik terbesar di tubuh Nahdliyin, itu sesuatu yang wajar," kata Saidiman.

Selain itu, gabungnya PKB ke NasDem ini bisa menahan atau setidaknya mengurangi resistensi dari para pemilih atau warga yang pro terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bertemunya Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai pasangan Capres dan Cawapres disebut seperti perjodohan, Cak Imin yakini itu adalah takdir.
Bertemunya Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai pasangan Capres dan Cawapres disebut seperti perjodohan, Cak Imin yakini itu adalah takdir. (Instagram @aniesbaswedan)

Baca juga: Duet Anies-Cak Imin, PKB: Sudah Jalan Tuhan

Diketahui, deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai pasangan Capres dan Cawapres telah digelar di Hotel Yamato (Majapahit), Surabaya, pada Sabtu (2/9/2023).

Hotel bersejarah ini dipilih secara khusus sebagai penanda awal perjuangan Anies-Muhaimin untuk memenangkan Pilpres 2024.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda menyebut langkah Anies-Muhaimin diniatkan sebagai upaya untuk menawarkan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.

Baik Anies maupun Muhaimin telah mempunyai tawaran program jelas untuk memperbaiki dan mempercepat upaya mewujudkan Indonesia yang lebih Adil, Makmur, dan Sejahtera.

“Seperti kita ketahui bersama bahwa dua sosok ini dalam setahun terakhir telah menyampaikan ide dan gagasannya untuk Indonesia lebih baik. Ide dan gagasan inilah yang akan ditawarkan sebagai janji kerja untuk Indonesia,” kata Huda.

PKB Sebut Jalan Tuhan

Wakil Ketua Umum DPP PKB, Hanif Dhakiri saat ditemui seusai rapat pleno gabungan di Kantor DPW PKB Jatim menilai perjodongan Anies-Cak Imin adalah jalan Tuhan.

"Kalau sudah jalan Tuhan, semua kemudahan Insyaallah mengikuti," kata Hanif, Jumat (1/9/2023).

Dijelaskan Hanif proses penyatuan kedua partai ini bukan ujug-ujug.

Namun, pihaknya belum menceritakan secara detail bagaimana proses Gus Imin dipinang NasDem menjadi pasangan Anies.

Kerjasama dengan NasDem, lanjut Hanif, bukanlah persoalan bagi PKB, sebab dari ideologi partai tidak ada hambatan.

PKB sebagai partai dengan ideologi nasionalis-religius bergandeng dengan NasDem yang merupakan partai nasionalis.

"Sehingga, kalau kita bicara soal Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika insyaallah tidak ada persoalan," ujar Hanif.

Termasuk juga meyakini Anies bakal diterima di kalangan pemilih PKB yang mayoritas merupakan kalangan Nahdliyin.

"Kalau orang NU kan luwes. Soal Gus Muhaimin menjadi Capres/cawapres kan bagian dari cita-cita politik kaum nahdliyin," ungkap Hanif.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Hasanudin Aco/Erik S)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas