Perhatian Khusus Ganjar kepada Kesehatan Mental, Didorong Jadi Prioritas di Tingkat Nasional
bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo merancang secara rinci program-program untuk merawat kesehatan mental di kalangan anak muda.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Diah Setia Utami meminta bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo merancang secara rinci program-program untuk merawat kesehatan mental di kalangan anak muda.
Dia setuju problem kesehatan mental dijadikan persoalan prioritas di tingkat nasional.
"Iya, memang ini (kesehatan mental) kan sebelumnya sudah menjadi perhatian yang cukup lama. Cuma memang harus membuat terobosan-terobosan yang berorientasi pada mencegah, terutama untuk pencegahan," kata Diah dalam keterangannya Kamis (14/9/2023).
Kesehatan mental anak muda belakangan menjadi perhatian sejumlah bacapres. Mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar terekam membicarakan hal itu di berbagai kesempatan.
Dalam sebuah wawancara yang tayang di Youtube Rhenald Khasali, Ganjar menceritakan pengalamanannya bertemu dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang berhasil pulih dan menginisiasi platform mengenai kesehatan mental.
Ganjar merasa kesehatan mental anak muda penting menjadi perhatian pemerintah dan semua pemangku kepentingan. Menurut dia, banyak anak muda yang rentan mengalami stres dan terperosok ke dalam depresi lantaran tekanan di dunia kerja.
"Anak sekarang banyak yang stres. Di Cina, banyak anak muda stres, karena bekerja dengan rumus 9-9-6, berangkat jam 9 pagi dan pulang jam 9 malam selama 6 hari. Maka dari itu mental health penting," kata politikus PDI-Perjuangan itu.
Menurut Diah, kesehatan mental merupakan problem yang tergolong kompleks. Pencegahannya harus sedari dini, bahkan ketika anak-anak masih dalam kandungan.
"Kemudian dari kecil dari sekolah dasar itu harus ada tentang penanaman kesehatan jiwa. Guru-guru perlu diberikan perkembangan anak dan bagaimana saat usia kritisnya seorang anak itu sudah mulai," kata Diah.
Tanpa pengawasan sejak dini, menurut Diah, anak-anak potensial mengidap gangguan kesehatan mental. Jika tak segera diatasi, bukan tak mungkin problem kesehatan mental bisa menjurus pada kekerasan dan tindak kriminal.
"Banyak kasus anak muda yang kesehatan mentalnya terganggu itu jadi begal dan tawuran. Akhirnya, mereka menjadi anak bermasalah hukum (ABH). Tapi, kita perlu tahu tidak semua bisa diselesaikan dengan masalah hukum karena ini terkait masalah psikososial," ujar Diah.
Lebih jauh, Diah mengatakan program-program untuk menjaga kesehatan mental juga tak bisa sembarangan dibuat.
Supaya komprehensif dan menyeluruh, ia menyebut, lembaga dan kementerian perlu menjalin sinergi.
"Persoalan ini kompleks. Semua harus bergerak. Semua kementerian harus ikut terlibat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, semestinya mereka buat satu SKB atau pedoman yang sama untuk turunan program di masing-masing instansi," kata Diah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.