Kritik Ekonomi Neoliberal, Prabowo: Ajaran Keserakahan Tidak Cocok dengan Kita
Bakal calon presiden atau Capres 2024 Prabowo Subianto mengritik kapitalisme neoliberal yang mengajarkan keserakahan.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan sekaligus bakal calon presiden atau Capres 2024 Prabowo Subianto menyoroti permasalahan ekonomi yang terjadi saat ini.
Prabowo Subianto mengkritisi soal trickle down economic atau ekonomi menetes ke bawah efek dari filosofi kapitalis neoliberal.
Ia mengatakan, orang Indonesia diajarkan untuk selalu bersifat baik sejak usia dini oleh orang tuanya masing-masing.
Namun, saat ini menurut Prabowo ada sebagian orang yang mengajarkan anaknya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan.
"Sifat Melayu kita salah satu yang diajarkan orang tua adalah, Nak, kalau besar harus jadi orang baik ya? Tidak ada orang tua yang ajarkan, Nak kalau besar kamu harus jadi koruptor ya? Ada tidak? Jangan-jangan ada? Jangan-jangan ada kelompok lain, bangsa lain, yang ajarkan, Nak yang penting anak harus kaya ya tidak perduli caranya bagaimana, persetan dengan yang lain. Ini ternyata ada loh! " kata Prabowo saat menjadi pembicara dalam Seminar Kebangsaan Bersama 1000 Guru, Rektor dan Cendekiawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2023).
Baca juga: Ajak Warga Terapkan Gaya Hidup Sehat, Simpatisan Prabowo Gelar Jalan Sehat di Tasikmalaya
Menurut Prabowo, orang yang mengajarkan anaknya menjadi serakah dalam mendapatkan kekayaan merupakan bagian dari filosofi kapitalisme neoliberal.
"Aliran-aliran seperti itu ada filosofinya, namanya kapitalisme neoliberal yang mengajarkan bahwa keserakahan adalah baik yang penting ada pertumbuhan, yang penting kaya raya 1 persen itu namanya tricle down economics. Jadi yang miskin tidak apa-apa ya nanti tinggal menunggu tetesan ke bawah, masalahnya netesnya itu begitu sampai di bawah kita semua sudah mati," katanya.
Saat ini, sambung Prabowo, para tokoh barat yang merupakan asal muasal paham kapitalisme neoliberal berasal dan berkembang akhirnya menyadari tricle down economics itu keliru.
Seperti Senator Amerika Serikat Hilary Clinton yang mengatakan bahwa sudah waktunya tricle down economics dikubur dalam-dalam.
Baca juga: Sekjen PDIP: Gibran Sudah Sampaikan ke Kami Terkait Cawapres Prabowo
Berikutnya, kata Prabowo ada mantan pemimpin IMF Cristine Lagarde yang mengatakan trickle down economics meningkatkan kesenjangan pendapatan dan menciptakan ketidakadilan di semua negara.
"Selanjutnya, Sri Paus pemimpin agama Katolik dunia mengatakan juga masih saja orang membela teori tricle down economics, mereka begitu lugu dan tidak waspada."
"Bahkan presiden Amerika Joe Biden mengatakan bahwa here the simple truth, ini kebenaran yang sangat sederhana ekonomi menetes ke bawah tidak pernah berhasil," jelas Prabowo.
Menurut Prabowo, Indonesia harus berani meninggalkan paham-paham lain dan harus percaya pada apa yang telah diwariskan para pendiri bangsa, yaitu Ekonomi Pancasila.
"Ekonomi yang berdasarkan Pancasila yang berada dalam UUD 1945 apa itu? Menurut pendapat saya ini bisa dikaji oleh para pakar harus berdasarkan pancasila. Prinsip utama ekonomi kita berdasarkan azas-azas religius. Tidak boleh bertentangan azas-azas tersebut."
"Ajaran keserakahan tidak cocok dengan kita. Ajaran survival of the tidak cocok dengan kita. Yang lemah harus kita angkat, kita harus juga wujudkan persatuan nasional tidak boleh ada suatu pemikiran bahwa, yang penting daerah saya, satu untuk semua, semua untuk satu itu adalah azas kita," kata Prabowo.
Prabowo berharap ke depan ekonomi harus egaliter dan kerakyatan.
Selain itu harus ada juga keberpihakan kepada yang lemah dan miskin.
Ekonomi Indonesia harus menuju keadilan sosial.
"Artinya Ekonomi Pancasila mengambil esensi sosialisme, di mana yang miskin harus diurus oleh negara," kata Prabowo. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.