Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Indikator: Prabowo Unggul Jika Head to Head dengan Ganjar

Survei Indikator Politik Indonesia terbaru mengungkap elektabilitas Prabowo Subianto unggul jika head to head dengan Ganjar Pranowo.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Survei Indikator: Prabowo Unggul Jika Head to Head dengan Ganjar
Istimewa
Bakal Capres 2024 Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei Indikator Politik Indonesia terbaru mengungkap elektabilitas Prabowo Subianto unggul jika head to head dengan Ganjar Pranowo.

Berdasarkan hasil survei simulasi 2 nama calon presiden, elektabilita Prabowo Subianto unggul sebesar 45,3 persen atas Ganjar Pranowo 41,2 persen.

“Dalam simulasi 2 nama Ganjar disalip Prabowo Subianto," kata Burhanuddin Muhtadi Peneliti Utama Indikator dalam rilis survei, Sabtu (30/9/2023).

Diketahu dalam simulasi 3 nama calon, elektabilitas Prabowo Subianto berada di bawah Ganjar Pranowo.

Dalam simulasi 3 nama, Ganjar Pranowo unggul 37,4 persen, Prabowo 33 persen, dan Anies 21,5 persen.

Namun, saat nama Anies Baswedan tidak ada, elektabilitas Prabowo justru menyalip Ganjar Pranowo.

Baca juga: Prabowo Sebut Presiden Jokowi Kapten Kesebelasan

"Penjelasan paling sederhananya adalah pendukung Anies Baswedan yang tidak lolos di putaran pertama, tadi kan dalam 3 nama tidak ada satupun yang kantongi dukungan sampai 50 persen, artinya kalau 3 nama ini masuk ke pentas elektoral akan ada putaran kedua,” kata Burhanuddin Muhtadi.

Berita Rekomendasi

“Kalau misalnya putaran kedua, didasarkan pada 2 nama teratas dalam survei, Ganjar vs Prabowo, Prabowo kecenderungan untuk unggulnya lebih tinggi meskipun perbedaannya dalam Margin of Error,” lanjutnya.

Terdata dalam survei masih ada sebesar 13,6 % suara yang masih mengambang dan dimungkinkan akan sangat mungkin adanya perubahan.

Baca juga: Prabowo Mengaku Pernah Bekerja di Desa Saat Usia 18 Tahun

Merujuk pada tema rilis survei Indikator “Swing Voters, Efek Sosialisasi dan Tren Elektoral Jelang Pilpres 2024” ini dimungkinkan adanya perubahan yang signifikan terhadap pemilih swing voters dan undecided voters.

“Makanya topik kita kali ini, Swing voters bisa didefinisikan melalui dua ukuran, pertama mereka yang sudah punya pilihan, tapi bisa pindah ke lain hati, jadi kita punya pertanyaan seberapa besar berubah pilihan, meskipun mereka punya referensi kepada Ganjar atau Prabowo.” jelas Burhanuddin.

“Kedua, undecided voters ada 13% yang belum menentukan pilihan capresnya siapa itu sangat besar potensi terjadinya perubahan.” ucapnya

Adapun yang menarik dalam survei Indikator simulasi Head to Head ini, selisihnya hanya 4% antara Ganjar vs Prabowo.

“Prabowo head to head lawan Ganjar lagi lagi unggul intinya sampai akhir 2022, intinya sampai september 2022 Prabowo masih unggul meskipun trennya turun dibanding 2021. Ganjar pelan tapi pasti menyalip,” ujar Burhanuddin.

Burhanuddin juga menjelaskan adanya fenomena Game Changer yang membuat Prabowo lagi-lagi unggul jika dihadapkan dengan Ganjar lantaran adanya insiden PDIP dan Ganjar mencetak goal bunuh diri atas pernyataannya terkait Piala Dunia U20.

“Jadi, keunggulan Prabowo Subianto melawan Ganjar Pranowo mengalami penipisan dalam beberapa bulan terakhir,” katanya.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, kemudian dilakukan oversample di 10 Provinsi yakni Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,dan Banten masing-masing menjadi 400 responden, Sumatera Selatan dan Lampung masing-masing menjadi350 responden, Jambi dan Bangka Belitung masing-masing menjadi 300 responden.

Sehingga total sampel sebanyak 4090 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas