Pengamat Sebut PDIP Tak Libatkan Jokowi di Acara Besar, Dimulai saat Umumkan Mahfud Cawapres
Ray Rangkuti mengatakan ada lima langkah yang diduga akan dilakukan PDIP setelah Presiden Jokowi tidak kunjung menyatakan sikap politiknya.
Penulis: Daryono
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menduga PDIP bakal tidak lagi melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara-acara besar PDIP.
Hal itu itu dilakukan, kata Ray, menyusul sikap Presiden Jokowi yang dinilai tidak secara tegas menyatakan dukungan politiknya.
Ray Rangkuti mengatakan ada lima langkah yang diduga akan dilakukan PDIP setelah Presiden Jokowi tidak kunjung menyatakan sikap politiknya.
"Lima langkah itu, pertama menonaktifkan Gibran sebagai anggota PDI Perjuangan. Kedua, mem-pasifkan keanggotaan pak Jokowi," kata Ray dikutip dari tayangan live KompasTV.
Mem-pasifkan keanggotaan PDIP, kata Ray, artinya Jokowi tetap sebagai kader PDIP.
Namun, diperkirakan Jokowi tidak akan lagi dilibatkan dalam acara-acara besar PDIP.
Hal itu, lanjut Ray, sudah terlihat dengan pengumuman cawapres Ganjar yang tidak dihadiri Jokowi lantaran tengah berada di luar negeri.
"Jadi sikap PDIP yang mem-pasifkan pak Jokowi itu dimulai dari hari ini dimana ada pengumuman cawapres Ganjar," ujarnya.
Baca juga: Sekjen PDIP Pastikan Sudah Undang Jokowi Hadiri Pengumuman Cawapres Ganjar
Menurut Jokowi, setelah itu, langkah selanjutnya yang diperkirakan bakal dilakukan PDIP adalah membangun koalisi politik baru.
Koalisi politik baru yang dibangun PDIP itu bisa saja nantinya berseberangan dengan Jokowi.
"Setidaknya yang terkumpul hari ini kan ada PPP, Hanura. Di luar ada NasDem, PKB dan juga mungkin PKS. Hitung-hitungannya bisa 314 kursi di DPR. Cukup besar kemungkinan koalisi yang dibangun PDIP," bebernya.
Pada saat yang bersamaan, kata Ray, capres PDIP, Ganjar Pranowo juga disebut berupaya kuat untuk lepas dari bayang-bayang Jokowi.
Menurut Ray, selama dua bulan terakhir, Ganjar sudah jalan sendiri tanpa Jokowi.
Selama dua bulan itu, ternyata popularitas Ganjar tetap naik dua persen meski tanpa Jokowi.