Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Laksamana TNI Yudo Margono: Tidak Ada yang Menekan-nekan Saya Soal Pemilu, Santai Saja

Laksamana Yudo menegaskan sejak awal dirinya mengingatkan agar TNI harus netral dalam kontestasi Pemilu.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Laksamana TNI Yudo Margono: Tidak Ada yang Menekan-nekan Saya Soal Pemilu, Santai Saja
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Ia mengatakan sejauh ini belum ada penekanan terhadap dirinya menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan sejauh ini belum ada tekanan terhadap dirinya menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Hal ini merespons pengakuan Jenderal (Purn) Andika Perkasa yang mengaku mendapat tekanan di Pilpres 2019 saat dirinya menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

"Sampai saat ini kalau ditanya soal tentang penekanan, enggak ada itu yang nekan-nekan saya, yo saya santai-santai saja, wong enggak ada yang nekan," kata Yudo di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).

Yudo menegaskan sejak awal dirinya mengingatkan agar TNI harus netral dalam kontestasi Pemilu.

"Moso saya sampaikan netral ada yang nekan-nekan, kalau netral yang enggak ada nekan, ya alhamdulillah enggak ada, mudah-mudahan enggak ada," ujarnya.

Sebab, mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ini menyebut TNI memiliki tugas untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

Berita Rekomendasi

"TNI harus fokus pada tugas pokok yang lebih besar, di antaranya menjaga kedaulatan, menjaga keutuhan NKRI, melindungi bangsa dan tumpah darah Indonesia," ucap Yudo.

"Tugas yang lebih besar ini harus menjadi pegangan TNI supaya seluruh prajurit TNI tidak miring kanan, miring kiri, fokus pada tugas demi negara dan bangsa ini," sambungnya.

Sebelumnya, Andika menceritakan pengalamannya mendapat tekanan pada Pilpres 2019.

Andika mengatakan tekanan itu dialaminya ketika dirinya menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Hal ini disampaikan Andika terkait munculnya aksi pencopotan baliho pasangan Ganjar-Mahfud di beberapa daerah yang diduga dilakukan aparat.

"Yang ingin saya katakan, tekanan itu pasti ada, pasti ada. Karena lima tahun lalu 2019 saya kan sebagai KSAD dan saya menghadapi tekanan," kata Andika dalam jumpa pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta, Senin (13/11/2023).

Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo - Mahfud MD ini menyebut semua tergantung masing-masing apakah menerima tekanan tersebut.

"Tinggal kita memilih. Saya memilih mau ditekan atau enggak," ujar Andika.

Namun, Andika menegaskan dirinya ditolak ketika mendapatkan tekanan untuk memenangkan salah satu kandidat saat menjadi KSAD.

"Saya pastikan (Pilpres) 2019 saya tidak memberikan perintah apapun untuk memenangkan salah satu calon waktu itu, walaupun tekanan yang cukup berat," ucapnya.

Karenanya, dia mengapresiasi ketika seluruh komponen ASN, TNI-Polri dilibatkan dalam tugas penyelenggaran Pilpres hingga Pileg.

"Tetaplah profesional kalau memang aturannya sudah sangat jelas. Kalaupun ada oknum-oknum, bukan hanya di bawah, bisa saja oknum itu di atas," imbuh Andika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas