Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ray Rangkuti: Kampanye Positif dan Negatif Penting untuk Bangsa Indonesia

Ray Rangkuti menyebutkan bahwa kampanye positif dan negatif penting untuk bangsa Indonesia.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Ray Rangkuti: Kampanye Positif dan Negatif Penting untuk Bangsa Indonesia
Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha
Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti. Ray Rangkuti menyebutkan bahwa kampanye positif dan negatif penting untuk bangsa Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menyebutkan bahwa kampanye positif dan negatif penting untuk bangsa Indonesia.

Diketahui sesuai aturan para caleg hingga capres-cawapres telah diperbolehkan untuk berkampanye sejak 28 November 2023.

Mulanya Ray menyebutkan bahwa kampanye ada tiga jenis. Pertama kampanye positif, kampanye negatif serta kampanye hitam.

Ia menjelaskan bahwa kampanye hitam dilarang karena itu tidak memiliki data dan bersifat fitnah.

"Tapi yang dua ini penting kampanye negatif dan positif. Kalau yang positif tentu memberikan informasi terkait visi misi dan lainnya," kata Ray dalam diskusi bertajuk Kampanye Pilpres, Politik Gemoy vs Politik Gagasan, dikutip Jumat (1/12/2023).

Kampanye negatif kata Ray, sebaliknya mengurai sisi negatif dari sisi positif tersebut. Yang tentunya disertai dengan data dan fakta.

Atas dasar itulah ia mengkritisi arahan KPU bahwa kampanye tidak perlu tegang-tegangan atau santun. Menurutnya bangsa Indonesia terlalu banyak basa-basi. 

Berita Rekomendasi

Sebaliknya tidak pernah berlatih secara jelas untuk berbeda. Selalu ingin dibuat dalam sama dalam satu scope.

Baca juga: Masa Kampanye Pilpres 2024: Anies dan Ganjar Bicara soal Pendirian Rumah Ibadah

Ia menegaskan bahwa pentingnya pemilu dan demokrasi untuk menyatakan perbedaan. Dan perbedaan itulah yang dikontestasikan.

"Itulah demokrasi kita menyatakan kita berbeda tapi di level gagasan. Bukan di level senjata. Maka dari itu adu gagasan," tegasnya.

Menurutnya jika kampanye hanya ada positif. Yang terjadi kampanye kecap alias janji-janji manis.

"Maka dari itu kampanye negatif bagian dari pendidikan politik dan perlu didorong," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas