Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TKN Prabowo-Gibran Tak Merasa Risau saat Anies Bawa Orang Tua Harun Al Rasyid di Debat Capres

Kubu Prabowo-Gibran tak risau apalagi merasa diserang soal Anies bawa orang tua Harun Al Rasyid dalam debat perdana capres, Selasa (12/12/2023) malam.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in TKN Prabowo-Gibran Tak Merasa Risau saat Anies Bawa Orang Tua Harun Al Rasyid di Debat Capres
KOMPAS.com Kristianto Purnomo/YouTube Tribunnews.com
Ayah Harun Al Rasyid korban kerusuhan 22 Mei 2019 di Slipi, Jakarta Barat, bernama Didin Wahyudin (kiri). Anies Baswedan saat debat perdana capres di KPU RI, Selasa (12/12/2023) (kanan). Kubu Prabowo-Gibran tak risau apalagi merasa diserang soal Anies bawa orang tua Harun Al Rasyid dalam debat perdana capres, Selasa (12/12/2023) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran merespons soal upaya calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan yang membawa orang tua Harun Al Rasyid dalam debat perdana capres, Selasa (12/12/2023) malam ke hadapan Prabowo Subianto.

Harun Al Rasyid merupakan seorang pendukung Prabowo Subianto yang meninggal dunia saat aksi membela keadilan dalam Pilpres 2019.

Hanya saja, kata Anies, belum ditemukan kejelasan atas wafatnya Harun Al Rasyid itu.

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menyatakan pihaknya menghormati apapun yang dilakukan oleh pasangan calon lain dalam debat ini.

Saat disinggung apakah kubu Prabowo-Gibran merasa diserang dengan upaya tersebut, Nusron menegaskan tidak pernah merasa.

"Kami tidak pernah merasa diserang. Yang merasakan biar publik yang menilai. Pokoknya apa pun aksi yang dilakukan oleh paslon yang lain kami hormati," kata Nusron kepada awak media usai debat perdana capres, Selasa (12/12/2023) malam.

Kata Nusron, pihaknya tidak merasa diserang ataupun risau sebab sejatinya penanganan masalah terhadap kasus tewasnya Harun Al Rasyid adalah tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab Prabowo Subianto.

Berita Rekomendasi

Nusron juga menyatakan, pihaknya selama ini tidak pernah meninggalkan perkara tersebut termasuk keluarga dari Harun.

"Jadi kami tidak merasa diserang, kami tidak merasa risau, kami tidak merasa meninggalkan yang bersangkutan karena tindakan penyelesaian masalah itu bukan tanggung jawabnya Pak Prabowo secara pribadi, tapi tanggung jawabnya negara," kata Nusron. 

"Kalau ada tindakan-tindakan semacam itu. Jadi kami tidak pernah merasakan itu," sambung dia.

Baca juga: Sederet Tanggapan Kubu Anies, Prabowo, dan Ganjar Perihal Debat Perdana Capres 2024

Ketua DPP Partai Golkar itu lantas menyatakan, jika dalam persoalan ini yang difokuskan adalah perihal HAM, kubu nomor urut 2 kata dia, sudah memberikan adanya bukti persatuan.

Dimana, dalam kubu Prabowo-Gibran sendiri kata Nusron, sudah tergabung beberapa orang aktivis, termasuk mantan aktivis 98 maupun aktivis HAM.

"Ketika kami ditanya tentang isu-isu hak asasi manusia, penculikan, dan sebagainya, kami juga bawa, ada Mas Budiman (Sujatmiko), ada Mas Agus Jabo, ada Andi Arief, Muzakir, ada Natalius Pigai, dan sebagainya," kata dia.

Menurut Nusron, dengan gabungnya beberapa nama aktivis di TKN Prabowo-Gibran itu telah menunjukkan adanya kebersamaan orang yang terlibat di masa lampau.

Hal itu penting disampaikan menurut dia, demi tercapainya suatu persatuan.

"Membuktikan bahwa sudah ada proses kebersatuan antara aktor-aktor negara pada masa lampau dan aktor-aktor sejarah kalau dalam bahasanya mas Budiman, aktor negara dan aktor sejarah demi persatuan," tukas Nusron.

Sebelumnya, Calon Presiden nomor 1 Anies Baswedan menyinggung kasus tewasnya Harun Al Rasyid usai gelaran pilpres 2019 lalu.

Momen itu terjadi pada debat perdana capres di KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam.

Untuk diketahui, Hrun Al Rasyid merupakan pendukung Prabowo Subianto di pilpres 2019 lalu.

"Tidak kalah penting hadir bersama saya di sini ayahnya Harun Al Rasyid, Harun adalah adalah anak yang meninggal pendukung Pak Prabowo di Pilpres 2019 yang menuntut keadilan pada saat itu, protes hasil pemilu," kata Anies.

Dikatakan Anies, kasus tewasnya Harun Al Rasyid belum ada kejelasan hingga kini.

Hal itu menunjukkan hukum belum menghadirkan keadilan bagi warga negara.

"Apa yang terjadi? Dia tewas sampai dengan hari ini tidak ada kejelasan," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca juga: 2 Pertanyaan Ganjar yang Tidak Dijawab Tegas Anies dan Prabowo Saat Debat Capres, Mengapa?

Anies juga memberi contoh kasus meninggalnya seorang ibu, bernama Mega Suryani Dewi.

Mega merupakan korban pembunuhan yang dilakukan oleh suaminya sendiri, Nando di Bekasi.

"Ibu Mega Suryani Dewi, ibu rumah tangga yang mengalami kekerasan rumah tangga, lapor pada negara tidak diperhatikan. Diam2 meninggal korban kekerasan, apakah akan dibiarkan? Tidak, ini harus diubah," ucap Anies.

Anies berpandangan dua kasua itu, menunjukkan Indonesia lebih sebagai negara yang patuh pada kekuasaan.

Sebab itu, pasangan AMIN (Anies-Muhaimin) berkomitmen menghadirkan hukum yang adil untuk semua warga negara.

"Kami memberikan komitmen bahwa dari puncak sampai ke bawah kami akan tegakkan hukum pada siapa saja, kami kembalikan Marwah kehidupan bernegara yang menempatkan hukum sebagai tempat yang paling tinggi dan ketentuan itu berlaku pada semua, termasuk ketika menyangkut urusan ASN menyangkut urusan TNI dan Polri," pungkas Anies.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas