Fadjroel Rachman Nilai Prabowo Terlalu Tonjolkan Prestasi Jokowi
Fadjroel Rachman menilai calon presiden capres (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto terlalu menonjolkan prestasi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Doktor Ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Fadjroel Rachman menilai calon presiden capres (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto terlalu menonjolkan prestasi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut terlihat dalam debat perdana capres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Selasa (12/12/2023) lalu.
Fadjroel mengatakan, Prabowo belum bisa menyesuaikan diri dengan irama debat yang sangat hidup dan kontestatif di Pilpres 2024.
Di mana, sangat beda ketika Pilpres 2019 Prabowo berhadapan dengan Joko Widodo (Jokowi).
"Juga terlalu menonjolkan prestasi Jokowi bukan prestasi yang bersangkutan (Prabowo) sendiri," kata Fadjroel kepada Tribunnews.com, Jumat (15/12/2023).
Sementara capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan capres nomor urut 1, Anies Baswedan dianggap memiliki keterampilan public speaking yang seimbang.
Baca juga: Agenda Capres Akhir Pekan: Anies dan Ganjar Kampanye, Prabowo Hadiri Silaturahmi
"Terlihat sangat terlatih dan berpengalaman dalam menyampaikan isu-isu demokrasi, seperti etika demokrasi, regulasi demokrasi dan habitus demokrasi, maupun HAM," ujar Fadjroel.
Fadjroel berpendapat, Ganjar dan Anies dapat berperan besar dalam penguatan demokrasi di Indonesia.
Menurutnya, Ganjar memilih gaya bertahan aktif dengan pilihan statement demokrasi secara moderat dan cenderung birokratis.
Baca juga: Paparan Prabowo Saat Debat Capres Perdana Dinilai Lebih Mudah Dicerna Publik
Sementara, Anies memilih gaya menyerang aktif dengan pilihan statement tajam dan berisiko memancing emosi lawan dan serangan balik.
Fadjroel menjelaskan, Ganjar dan Anies menyampaikan pesan tentang demokrasi dengan pilihan kata atau kalimat sederhana, sistematis dan terstruktur dengan baik.
"Sehingga audiens mudah menangkap pesan-pesan dari gagasan keduanya, selain keunggulan keduanya gagasan-gagasannya up to date sesuai dengan pemilih terbesar Generasi Z dan Milenial, dan dapat mempengaruhi pilihan mereka," ucapnya.
Mantan Juru Bicara Presiden Jokowi ini pun menegaskan, debat berikutnya akan sangat menentukan.
"Terutama untuk membuat diferensiasi gagasan dan kemampuan menjabarkan gagasan dalam program strategis dan kuantitatif," kata Fadjroel.