Faisal Basri hingga Ray Rangkuti Hadiri Mimbar Bebas UIN Jakarta, Kritik Praktik Nepotisme
Aktivis yang juga ekonom, Faisal Basri, hadir dan menyampaikan orasi di depan ratusan mahasiswa yang hadir.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Muhammad Zulfikar
Iwan menyebut mahasiswa adalah motor utama dalam gerakan civil society itu.
"Kita harus mengambil sikap untuk menolak semua hal yang membuat kemunduran untuk negeri ini, karena sejarah hanya mencatat tokoh, bukan penonton atau pengekor. Maka buatlah nama kalian menjadi sejarah yang baik di negara ini," kata Iwan.
Baca juga: Gerakan Mahasiswa dan Rakyat Jambi Gelar Pentas Seni dan Mimbar Bebas
Hal senada disampaikan oleh pengamat politik Ray Rangkuti yang melihat netralitas pemilu sudah tidak dapat diharapkan lagi karena Presiden dinilai telah terlampau jauh menghegemoni hampir semua kekuatan politik.
Menurut Ray, kondisi ini akan semakin parah ketika pasangan calon yang didukung oleh presiden memenangkan pemilu. Hal ini akan menyengsarakan rakyat.
"Tidak ada nepotisme yang dibuat untuk kepentingan negara, nepotisme hanya bertujuan untuk memakmurkan keluarganya, dan dinasti politik itu tidak akan mensejahterakan rakyat tapi justru akan menyengsarakan rakyat," ujarnya.
Sementara itu, Bivitri Susanti mempersoalkan masa depan supremasi hukum di Indonesia.
Menurutnya, penguasa yang abai akan etika akan membuat kesalahan besar dalam penegakan hukum.
"Jika hukumnya tidak adil apakah masih bisa disebut ada supremasi hukum," ujarnya.