Singgung Cyber Security, Prabowo Sebut Perlu SDM Unggul, Banggakan Bangun 4 Fakultas Baru
Prabowo mengatakan perlunya SDM unggul dalam membangun cybersecurity. Ia pun membeberkan saat membangun empat fakultas baru.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto menilai perlunya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul untuk membangun pertahanan siber atau (cyber security) bagi keamanan di Indonesia.
Dia mengatakan hal tersebut sudah dibuktikannya dengan membangung empat fakultas baru di Universitas Pertahanan (Unhan) yang berkaitan dengan cyber security.
“Tetapi yang nyata soal masalah AI (artificial intelligence), siber, teknologi tinggi dan sebagainya adalah SDM-nya, awaknya. Saya begitu jadi menteri, saya membentuk empat fakultas baru di bidang sains, teknologi, enginnering, dan mathematics.”
“Kita menyiapkan putra-putri kita untuk menguasai sains, teknologi, AI, untuk menguasai siber, “ katanya dalam debat capres ketiga yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Prabowo menegaskan bahwa dalam membangun cybersecurity tidak serta merta hanya membeli alatnya tetapi menyiapkan SDM untuk membangung sendiri pertahanan siber itu sendiri.
“Bukan barang yang kita beli. Kita harus kuasai sistemnya yang kita pegang. Menurut saya itu adalah inti dari masalah yang baik-baik saja,” ujarnya.
Baca juga: Prabowo: Tanpa Kekuatan Militer, Bangsa Akan Dilindas Seperti di Gaza Sekarang Ini
Seperti diketahui, pernyataan Prabowo ini menjawab dari gagasan yang disampaikan oleh capres nomor urut 1, Anies Baswedan.
Anies mengatakan bahwa serangan siber adalah ancaman yang nyata dan non-tradisional yang menjadi momok masyarakat Indonesia.
Sehingga, sambungnya, perlu adanya pembangunan struktur pertahanan siber yang serius dari pemerintah Indonesia.
“Tidak cukup dengan memberikan tugas pada sekelompok orang. Satu, membangun sistem komprehensif yang melibatkan seluruh lembaga termasuk seluruh masyarakat,” tuturnya.
Kemudian, Anies mengatakan perlunya pengadaan teknologi baru.
Selanjutnya, perlunya respons balik yang cepat ketika ada serangan siber yang menyerang Indonesia.
“Mekanisme untuk merespons balik apabila terjadi kondisi serangan sehingga bisa memiliki kecepatan untuk recover, kembali dalam sistem siber itu,” katanya.
Sebagai informasi, debat ketiga kali ini mengangkat tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik dan Politik Luar Negeri.
Adapun moderator kali ini adalah dua jurnalis dari MNC Group yaitu Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki.
Selain itu, 11 panelis yang menyusun pertanyaan bagi para capres dalam debat kali ini juga turut hadir yaitu:
- Prof Angel Damayanti, Ph.D (Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fisipol Universitas Kristen Indonesia)
- Curie Maharani Savitri, Ph.D (Dosen Hubungan Internasional, ahli kajian industri pertahanan dan alih teknologi Universitas Binus)
- Prof Evi Fitriani, Ph.D, (Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia)
- Prof Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph.D (Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani)
- I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D (Ahil Aspek Geospasial Hukum Laut Universitas Gadjah Mada)
- Dr. lan Montratama (Dosen Program Studi Hubungan Internasional Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina)
- Irine Hiraswari Gayatri, Ph.D (Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional)
- Dr. Kusnanto Anggoro (Pakar Keamanan Universitas Pertahanan)
- Laksamana TNI (Purn) Prof Dr. Marsetio (KSAL 2012-2014 dan Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan)
- Philips J. Vermonte, Ph.D (Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia dan Senior Fellow CSIS)
- Prof Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, S.I.P. S.SI., M.T, M.SI. (Han) (Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjadjaran
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.