Soroti Debat Capres, CSIS Sebut Ide Ganjar Soal Promosi Budaya Lebih Realistis Ketimbang Anies
CSIS menilai ide calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo soal promosi budaya Indonesia lebih realistis ketimbang ide calon presiden nomor urut 1,
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Center for Strategic and International Studies (CSIS) menilai ide calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo soal promosi budaya Indonesia lebih realistis ketimbang ide calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan.
Ketua Departemen Hubungan Internasional CSIS Indonesia Lina Alexandra mengatakan ide Anies Baswedan soal promosi budaya paling absurd.
Anies melontarkan ide setiap kunjungan presiden ke negara-negara lain harus selalu membawa misi kebudayaan.
"Menurut kami, ini sangat tidak realistis untuk dilakukan. Kalau meeting ya meeting saja. Kalau mau melakukan misi kebudayaan ya itu hal yang lain," kata Lina dalam Media Briefing bertajuk Menanggapi Debat Ketiga Capres-Cawapres dan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) di kanal Youtube CSIS Indonesia pada Senin (8/1/2024).
Sementara itu, Ganjar Pranowo soal promosi budaya Indonesia memberikan gagasan lewat pemanfaatan teknologi digital.
Baca juga: Hari ke-42 Kampanye Pilpres 2024: Anies ke Gorontalo, Prabowo Temui Timnas U-20, Ganjar Temui Gen Z
"Kemudian di sini Pak Ganjar saya rasa idenya cukup menarik menggunakan teknologi digital untuk mempromosikan budaya Indonesia. Ini jadi bisa lebih realistis," ujar dia.
Lina Alexandra pun menyoroti berbagai isu yang berkembang saat debat.
Ia memandang jawaban Anies tepat sasaran terkait pertanyaan strategi penguatan kerja sama Selatan-Selatan.
"Pertanyaan tentang kerja sama Selatan-Selatan, saya kira di sini Pak Anies yang paling mendapat poin ya. Karena beliau menyebutkan tentang pentingnya untuk menjangkau para pemimpin negara Selatan untuk mengedepankan agenda Selatan-Selatan terhadap negara Utara," kata Lina.
"Dan memberi contoh misalnya dalam menghadapi climate crisis, bagaimana bisa negara-negara Selatan mengedepankan itu," sambung dia.
Akan tetapi, kata dia, Ganjar mencoba menyebutkan kerja sama yang lebih konkret dengan negara Selatan.
Baca juga: Diserang Ganjar & Anies Soal Alutsista Bekas, Memang Apa Saja yang Dibeli Prabowo Sejak Tahun 2019?
Ia memcontohkan misalnya pengembangan industri batrai kendaraan listrik.
"Tapi Pak Prabowo kemudian tidak terlalu on point (tepat sasaran) begitu ya menyebutkan yang penting Indonesia menjadi negara kuat," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.