Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soroti Debat Capres, CSIS Sebut Ide Ganjar Soal Promosi Budaya Lebih Realistis Ketimbang Anies

CSIS menilai ide calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo soal promosi budaya Indonesia lebih realistis ketimbang ide calon presiden nomor urut 1,

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Soroti Debat Capres, CSIS Sebut Ide Ganjar Soal Promosi Budaya Lebih Realistis Ketimbang Anies
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bersama calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat debat calon presiden Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat ketiga Pemilu 2024 diikuti tiga capres dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan internasional, dan Geopolitik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Center for Strategic and International Studies (CSIS) menilai ide calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo soal promosi budaya Indonesia lebih realistis ketimbang ide calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan.

Ketua Departemen Hubungan Internasional CSIS Indonesia Lina Alexandra mengatakan ide Anies Baswedan soal promosi budaya paling absurd.

Anies melontarkan ide setiap kunjungan presiden ke negara-negara lain harus selalu membawa misi kebudayaan.

"Menurut kami, ini sangat tidak realistis untuk dilakukan. Kalau meeting ya meeting saja. Kalau mau melakukan misi kebudayaan ya itu hal yang lain," kata Lina dalam Media Briefing bertajuk Menanggapi Debat Ketiga Capres-Cawapres dan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) di kanal Youtube CSIS Indonesia pada Senin (8/1/2024).

Sementara itu, Ganjar Pranowo soal promosi budaya Indonesia memberikan gagasan lewat pemanfaatan teknologi digital.

Baca juga: Hari ke-42 Kampanye Pilpres 2024: Anies ke Gorontalo, Prabowo Temui Timnas U-20, Ganjar Temui Gen Z

"Kemudian di sini Pak Ganjar saya rasa idenya cukup menarik menggunakan teknologi digital untuk mempromosikan budaya Indonesia. Ini jadi bisa lebih realistis," ujar dia.

Berita Rekomendasi

Lina Alexandra pun menyoroti berbagai isu yang berkembang saat debat.

Ia memandang jawaban Anies tepat sasaran terkait pertanyaan strategi penguatan kerja sama Selatan-Selatan.

"Pertanyaan tentang kerja sama Selatan-Selatan, saya kira di sini Pak Anies yang paling mendapat poin ya. Karena beliau menyebutkan tentang pentingnya untuk menjangkau para pemimpin negara Selatan untuk mengedepankan agenda Selatan-Selatan terhadap negara Utara," kata Lina.

"Dan memberi contoh misalnya dalam menghadapi climate crisis, bagaimana bisa negara-negara Selatan mengedepankan itu," sambung dia.

Akan tetapi, kata dia, Ganjar mencoba menyebutkan kerja sama yang lebih konkret dengan negara Selatan.

Baca juga: Diserang Ganjar & Anies Soal Alutsista Bekas, Memang Apa Saja yang Dibeli Prabowo Sejak Tahun 2019?

Ia memcontohkan misalnya pengembangan industri batrai kendaraan listrik.

"Tapi Pak Prabowo kemudian tidak terlalu on point (tepat sasaran) begitu ya menyebutkan yang penting Indonesia menjadi negara kuat," kata dia.

"Indonesia menjadi pemimpin Selatan-Selatan yang dihormati dan sebagainya. Jadi tidak keluar strategis bagaimana penguatan kerja sama Selatan-Selatan itu," sambung dia.

Terkait pertanyaan peran Indonesia dalam menyelesaikan sengketa Laut China Selatan, menurut Lina Ganjar tampil cukup baik.

Hal tersebut, kata dia, karena mengusulkan mekanisme kesepakatan bersama untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

"Dalam hal ini saya pikir paslon Ganjar yang tampil cukup baik dengan mengusulkan bagaimana bisa dilakukan kesepakatan bersama untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia.

Meskipun Anies menambahkan soal peran ASEAN, kata dia, tapi kemudian Ganjar bisa memberikan perlawanan dengan menanggapi bahwa masalah terkait hal itu ada pada proses pengambilan keputusan dalam ASEAN yang rumit.

"Prabowo totally lost dia. Karena dia hanya fokus untuk pukul balik Anies bagaimana soal pertahanan yang kuat, dia juga tidak suka dikritik terus menerus mengenai alutsista bekas dan sebagainya," kata dia.

Terkait pertanyaan promosi budaya nusantara, menurutnya Anies ada di atas angin.

Menurutnya, karena memang hal tersebut yang menjadi fokus kebijakan luar negerinya yakni soal soft power, peran diaspora, dan misi kebudayaan.

Menurutnya, ide yang ditawarkan Anies juga cukup banyak di antaranya rumah kebudayaan Indonesia, atau membuat restoran atau berbagai kafe Indonesia di berbagai kota di dunia.

"Ya secara ide cukup bagus dan kreatif mungkin, tapi apakah itu realistis? Beliau memang menyebutkan pelibatan swasta, tapi kita juga sudah tahu ya kendala-kendalanya seperti apa," kata dia.

"Bagaimana sebetulnya negara bisa melibatkan swasta secara sungguh-sungguh. Karena seringkali yang terjadi adalah ketika negara terlibat, malah mematikan inisiatif-inisiatif dari bawah atau dari grass root (akar rumput)," sambung dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas