Pengamat Sebut Faktor Kepentingan Bisa Menyatukan Anies dan Ganjar di Putaran Kedua Pilpres 2024
Wacana bergabungnya koalisi partai politik pendukung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud diputaran kedua Pilpres 2024 memungkinkan terjadi.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana bergabungnya koalisi partai politik pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada putaran kedua Pilpres 2024 belakangan banyak diperbincangkan.
Kedua kubu juga melontarkan kesepahaman soal perlawanan terhadap intimidasi kekuasaan yang terjadi di tengah masyarakat selama masa kampanye Pemilu 2024.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin mengaku potensi itu bisa saja terjadi.
Tapi politik menjadi ranah dinamis, sangat bergantung pada kepentingan apa yang dibawa dan disepakati.
"Jangan lupa politik itu dinamis, berubah, tergantung kepentingannya. Jadi di ujung kalau kepentingannya sama ya bergabung. Tapi kalau kepentingannya berbeda 1 dan 3 tidak akan bergabung," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Rabu (17/1/2024).
Baca juga: Ragam Hasil Survei Terbaru Pilpres 2024 Versi 11 Lembaga, Prabowo-Gibran Mayoritas Unggul
Kendati demikian, Ujang memandang potensi bersatunya kubu 01 dan 03 bisa terjadi karena beberapa pertimbangan.
Pertama, elektabilitas Prabowo-Gibran terus berada di puncak, mengalahkan paslon 01 dan 03 yang berada di bawahnya.
Kondisi berikutnya, yakni ada kepentingan yang mirip.
Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Tuding Ada Konspirasi Menangkan Pasangan Prabowo-Gibran
Misalnya di mana saat ini ada tendensi dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo-Gibran.
Sehingga kubu 01 dan 03 sama-sama punya tujuan mengalahkan kekuatan tersebut.
"Kepentingannya mirip-mirip. Katakanlah mengalahkan Jokowi di mana Jokowi mendukung Prabowo-Gibran, di saat yang sama mengalahkan elektabilitasnya Prabowo-Gibran yang naik," kata Ujang.
"Maka seandainya di putaran kedua mereka bergabung, maka itu sesuatu yang umum, bukan aneh. Karena secara politik pasangan 01 dan 03 tertinggal elektabilitasnya," pungkas dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.