Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Hakim MK: Selalu Ada Godaan Bagi Negara yang Sedang Transisi Dari Diktator ke Demokrasi

Eks Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Maruarar Siahaan mengkritisi majunya putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Eks Hakim MK: Selalu Ada Godaan Bagi Negara yang Sedang Transisi Dari Diktator ke Demokrasi
Tribunnews.com/ Ibriza Fasti Ifhami
Eks Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Maruarar Siahaan, dalam diskusi publik bertajuk Mahkamah Konstitusi Sebetulnya Bukan Mahkamah Kalkulator, di Jakarta Selatan, pada Selasa (23/1/2024). 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Maruarar Siahaan mengkritisi majunya putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres di Pilpres 2024.

Maruarar Siahaan mengatakan, selalu ada godaan bagi negara yang sedang transisi dari diktator ke demokrasi.

"Memang negara-negara yang sedang transisi dari negara diktator menuju demokrasi selalu ada godaan untuk kembali ke diktator kekuasaan seseorang itu," kata Maruarar Siahaan dalam diskusi publik bertajuk 'Mahkamah Konstitusi Sebetulnya Bukan Mahkamah Kalkulator' di Jakarta Selatan, pada Selasa (23/1/2024).

"Karena kadang-kadang dianggap lebih mudah, dianggap lebih enak, (sedangkan) demokrasi ini bisa bikin ricuh ini semua, rakyatnya terlalu banyak yang diurusi. Kira-kira begitu," sambungnya.

Maruarar Siahaan mengungkapkan, pada dua Pilpres sebelumnya, ia merupakan pendukung Jokowi.

Baca juga: Eks Hakim MK Soal Putusan Nomor 90: Ada Buah Pohon Beracun Sudah Masuk Dalam Sistem Pemilu Kita

Namun, ia menyayangkan, majunya Gibran di Pilpres 2024 yang diduga merupakan keputusan sang ayah, Jokowi.

BERITA REKOMENDASI

"Sorry to say, saya dulu pendukung habis-habisan Pak Jokowi ya. Tetapi kecewanya kita, kecewanya aduh terakhir ini. Bayangkan, dalam negara demorkasi yang Anda perhatikan di mana-mana itu belum ada presiden mendudukan anaknya itu kemudian menjadi calon wakil presiden," ucap Maruarar Siahaan.

"Sebab, bagaimanapun pemerintahan itu harus fair kan, kalau misalnya pemilu oleh konstitusi dikatakan harus jujur dan adil. Bagaimana lagi kalau saya punya anak terlibat (kontestasi) saya tidak membela dia bagaimana pun caranya, kualatlah saya kan. Tidak mungkin saya tidak bela dia," tambahnya.

Karena itu, Maruarar Siahaan kemudian menduga bantuan sosial (bansos) pemerintah yang diberikan kepada masyarakat di tengah kampanye tak lepas dari peran Jokowi untuk mendukung pencalonan putranya bersama Prabowo Subianto.

Baca juga: Gibran dan Cak Imin Saling Sentil saat Debat Cawapres, Singgung MK

"Soal apa yang dikatakan bantuan sosial itu, banyak yang kita katakan bahwa itu dibutuhkan dan lain sebagainya. Iya. Tapi momentum dan cara (distribusi bansos) bagaimana?" kata Maruarar Siahaan.

"Ini sudah menjadi diskusi sebenarnya, bagaimana mengelakkan side effect yang negatif daripada pembagian bansos dilakukan oleh presiden dengan teknik tadi yang dikatakan di mana dia melakukan itu ketika sudah ada kampanye tertentu," tuturnya.


"Sebenarnya gampang saja, baik tiga pasangan calon ikut membagi. Kalau hanya satu Pak Jokowi, semua Anda juga sudah tahu kan bahwa (Jokowi) babenya Pak Gibran kan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas