Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahfud MD Berencana Mundur dari Menko Polhukam, Pakar: Bentuk Mosi Tidak Percaya

Dosen Ilmu Politik dan Internasional Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, merespons rencana Mahfud MD untuk mundur dari Menko Polhukam.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Mahfud MD Berencana Mundur dari Menko Polhukam, Pakar: Bentuk Mosi Tidak Percaya
Dokumentasi Tim Media Ganjar-Mahfud
Cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD mengisi hari ke-57 kampanye Pilpres 2024 dengan menghadiri acara 'Tabrak Prof' di kafe Kopi Borjuis di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024). Dosen Ilmu Politik dan Internasional Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, merespons rencana Mahfud MD untuk mundur dari Menko Polhukam. 

TRIBUNNEWS.COM - Mahfud MD mengatakan akan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) ketika momentumnya sudah tepat.

Hal ini disampaikan oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 itu ketika menghadiri acara "Tabrak Prof!" yang diselenggarakan di Bourjuis Cafe, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024) malam.

Pernyataan ini telah mendapatkan respons dari sejumlah pihak, salah satunya Dosen Ilmu Politik dan Internasional Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam.

Ahmad menilai, langkah yang ditempuh oleh Mahfud ini merupakan bentuk mosi tidak percaya kepada pemerintah.

"Setelah beberapa kali merasa dipermalukan oleh cawapres 02 Gibran, rencana mundurnya Mahfud ini merupakan bentuk mosi tidak percaya terhadap independensi, netralitas, termasuk kredibilitas pemerintahan yang selama ini ia berada di dalamnya," ungkapnya, Rabu (24/1/2024), dikutip dari WartaKotalive.com.

Menurut Ahmad, sikap tak percaya Mahfud sudah terlihat jelas lewat narasi dan basis argumen yang dikemukakannya dalam dua kali debat cawapres.

Pria berusia 66 tahun itu mengkritisi kebijakan dan komitmen kerakyatan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berita Rekomendasi

"Sikap kritis Mahfud itu merepresentasikan sikap PDIP yang saat ini juga semakin keras kepada Jokowi," ujarnya.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) ini berpendapat, apabila mundur, Mahfud bakal memiliki ruang yang lebih leluasa untuk mengonsolidasikan kekuatan di sisa waktu jelang Pilpres 2024 yang dilangsungkan pada 14 Februari 2024 mendatang.

Sementara itu, jika tetap bertahan di Kabinet Indonesia Maju, gerakannya akan dibatasi oleh protokoler dan terbelenggu tanggung jawabnya sebagai Menko Polhukam.

"Sementara itu, jika benar-benar ingin tampil kompetitif untuk menahan rival terberatnya di kubu 02 yang menargetkan kemenangan satu putaran, kubu 03 membutuhkan akselerasi atau percepatan konsolidasi elektoral dari segmen undecided dan swing voters pada 3 minggu jelang pemilu ini."

Baca juga: Mahfud akan Prioritaskan Pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga Saat Jabat Wapres

"Salah satu caranya, Mahfud memang sebaiknya membebaskan diri dari tanggung jawab lain dan harus benar-benar fokus dan fokus pada Pilpres 2024, supaya tidak menyesal nantinya," ungkapnya.

Pernyataan Mahfud MD

Sebelumnya, Mahfud disarankan oleh Ganjar Pranowo untuk mundur sebagai Menko Polhukam.

Ganjar melontarkan sarannya itu ketika berada di Kendal, Jawa Tengah pada Selasa sore.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas