Puji Langkah Mahfud, Pengamat: Tugas Menteri Bekerja untuk Rakyat, Bukan Gendong Gibran
Langkah Mahfud MD untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju dipuji oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan bertemu dengan Mahfud MD, Kamis (1/2/2024) petang ini.
Keduanya kemungkinan akan membahas langkah Mahfud untuk mundur sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Rencana untuk mundur ini telah disampaikan oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga itu pada Rabu (31/1/2024) kemarin.
Pilihan yang diambil oleh pendamping calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, pada Pilpres 2024 itu dipuji oleh pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.
Menurutnya, apa yang ditempuh oleh Mahfud bukan cuma soal kepentingan elektoral belaka.
Pangi berpendapat mundurnya pria berusia 66 tahun itu merupakan contoh yang mestinya ditiru oleh pejabat di tengah krisis keteladanan dalam dunia politik hari ini.
"Dalam konteks kita hari ini yang tengah krisis keteladanan, menghalalkan segala cara dalam politik, itu yang kita khawatirkan bukan sekadar elektoral," kata Pangi saat memberikan tanggapannya, Kamis (1/2/2024), dilansir TribunJakarta.com.
Pangi menyoroti krisis keteladanan, karena dia melihat sejauh ini menteri-menteri Jokowi secara terang-terangan mendukung pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Mundurnya Mahfud MD itu memberikan pembelajaran politik betapa pentingnya tidak kemudian aji mumpung bahwa semua menteri harus bekerja menggendong Gibran."
"Ini kan bahaya, rusak kualitas demokrasi kita. Tugas menteri itu bekerja untuk rakyat bukan untuk menggendong Gibran," ujarnya.
Krisis keteladanan ini, sambungnya, diperparah dengan sikap Presiden Jokowi yang mengupayakan segala cara untuk memenangkan putra sulungnya, Gibran, pada Pilpres 2024.
Baca juga: PDIP Berharap Prabowo Ikuti Jejak Mahfud MD Mundur dari Kabinet Jokowi
Padahal sebagai seorang presiden, seharusnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu bersikap netral.
"Sekarang lagi musimnya sein kiri, belok ke kanan. Presiden sudah pernah mengatakan berkali-kali kalau menteri fokus bekerja untuk rakyat tapi inkosistensi terus terjadi."
"Bahkan presiden sendiri yang mengajak menterinya untuk menggendong Gibran, semuanya berkampanye untuk Gibran," ungkapnya.
Ganjar: Kalau Ada Konflik Kepentingan Lebih Baik Mundur
Ganjar Pranowo mengaku menghormati keputusan Mahfud MD untuk meninggalkan Kabinet Indonesia Maju.
Ganjar lantas meminta supaya tindakan Mahfud itu diikuti oleh para pejabat lain yang terlibat dalam Pilpres 2024 supaya publik tak curiga ada konflik kepentingan.
"Maka beliau saya hormati betul mengambil sebuah sikap mundur."
"Kalau (pejabat) yang lain kemudian merasa ada potensi konflik kepentingan, mundur lebih baik," kata Ganjar kepada awak media di Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis.
Dia lantas mencontohkan beberapa pejabat yang mundur selepas memilih bergabung dengan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.
"Pak Dani umpamanya arena dia Deputi KSP, dia menjadi tim sukses saya, maka dia mundur. Dahulu Andi Widjajanto sebagai Gubernur Lemhanas mundur yang pertama," jelasnya.
Berdasarkan hal itu, Ganjar menilai, mereka yang masih menjabat dan ikut terlibat dalam Pilpres 2024, sebaiknya meninggalkan jabatannya.
"Maka saya kira baik, jika semuanya mundur," tegasnya.
Jubir Timnas AMIN: Semoga Diikuti Menteri Lain
Juru Bicara (Jubir) Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN), Mustofa Nahrawardaya, berharap langkah Mahfud MD mundur dari Kabinet Indonesia Maju diikuti oleh menteri-menteri lain.
Alasannya, karena selama ini banyak menteri-menteri Presiden Jokowi yang ikut mengkampanyekan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Semoga langkah Mahfud ini akan diikuti menteri-menteri lain di lingkaran Jokowi untuk mundur jika mau kampanye," tutur Mustofa dalam rilisnya sebagaimana diterima oleh Tribunnews.com, Rabu.
Lebih lanjut, Mustofa menyebut menteri-menteri yang ikut mengkampanyekan Prabowo-Gibran belum ada satu pun yang mundur.
Bahkan sepengetahuannya, mereka tak mengajukan cuti. Kemudian, jika memang mereka mengajukan cuti, seharusnya hal itu diumumkan kepada publik,
"Selama ini, begitu banyak menteri Jokowi yang terlibat promosi dan kampanye Gibran dalam tahun pemilu. Sayang, belum satu pun mundur. Jangankan mundur, cuti saja, sepengetahuan saya, tidak mereka lakukan."
"Harusnya jika memang cuti, ya, tinggal umumkan saja. Agar publik tahu bahwa menterinya itu taat konstitusi. Tetapi kalau melihat perilaku Jokowi, jauh rasanya kita berharap. Yang pasti Mahfud lebih baik sekarang ini. Maka, kita apresiasi," jelasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul: Singgung Keteladanan Politik, Pengamat Anggap Mundurnya Mahfud MD Lebih dari Soal Elektoral
(Tribunnews.com/Deni/Rahmat Fajar Nugraha)(TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)