Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aria Bima Tidak Rela Pembagian Bansos Dilakukan Jokowi: Data Kemiskinan Ibu Risma tidak Lagi Dipakai

Aria Bima menyatakan pembagian Bansos untuk masyarakat telah disalahgunakan bagi kepentingan elektoral.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Aria Bima Tidak Rela Pembagian Bansos Dilakukan Jokowi: Data Kemiskinan Ibu Risma tidak Lagi Dipakai
YouTube Sekretariat Presiden
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengaku tidak rela pembagian bantuan sosial (Bansos) dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), seperti yang terjadi belakangan ini. Foto Presiden Jokowi menyerahkan bantuan pangan beras di gudang Bulog yang berada di Komplek Pergudangan Sunter Timur II, Kelapa Gading, Jakarta, pada Senin (11/9/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengaku tidak rela pembagian bantuan sosial (Bansos) dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), seperti yang terjadi belakangan ini.

Aria Bima menyatakan pembagian Bansos untuk masyarakat telah disalahgunakan bagi kepentingan elektoral.

Bansos dinilai telah dimanfaatkan untuk mengeksploitasi kemiskinan.

Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan, Bansos yang seharusnya dibagikan Kementerian Sosial (Kemensos) berdasarkan data kemiskinan, kini disalurkan menurut tingkat kepadatan penduduk di sejumlah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

Baca juga: Airlangga Tepis Tudingan Anggaran Bansos Jelang Pemilu  Lebih Besar Ketimbang Saat Pandemi

Bahkan, Kemensos tidak lagi dilibatkan.

Akibatnya, terjadi ketidaksesuaian data dan berpotensi menimbulkan ketidakadilan di kalangan masyarakat.

"Lho kan sangat jelas, Ibu Risma sejak awal menjabat Mensos punya komitmen untuk menggunakan data kemiskinan. Saat ini, data kemiskinan Ibu Risma tidak lagi dipakai," kata Aria usai acara Hajatan Rakyat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (3/3/2024).

Berita Rekomendasi

Aria mengatakan, berdasarkan informasi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, saat ini pemerintah menggunakan data dari Kemenko PMK dalam pembagian Bansos.

"Data validasi Bansos yang dimiliki Kementerian Sosial, yang rutin diperbaiki, infonya tidak dipakai dalam penyebaran atau pembagian Bansos, pada bulan Januari dan Februari 2024," katanya.

Ia juga menyayangkan, pembagian Bansos yang dilakukan hanya berdasarkan kepadatan penduduk di sejumlah daerah di Jawa Tengah.

Seperti diberitakan, pada Desember 2023, Presiden Jokowi membagikan BLT Puso (BLT bagi petani yang gagal panen) yang hanya dibagikan di Provinsi Jawa Tengah.

Baca juga: Dana Bansos 2024 Naik, PKS Wanti-wanti Bawaslu Antisipasi Penyalahgunaan Menangkan Paslon Tertentu

Bantuan yang akan diberikan sebesar Rp 8 juta per 1 hektare lahan pertanian.

Sementara itu, untuk kelompok tani, diberikan bantuan sekitar Rp 122 juta, Rp 180 juta, hingga Rp 200 juta.

Khusus di Jawa Tengah, terdapat 16.000 hektare lahan yang terdampak El Nino, banjir, dan kekeringan panjang.

Ironisnya, penerima BLT Puso hanya petani di Kabupaten Grobogan, Kudus, Jepara, Demak, dan Pati.

"Itulah yang kita tahu, yang dipakai merupakan data elektoral, berdasarkan kepadatan penduduk. Kemudian, daerah mana yang memberikan efek elektoral tinggi di situlah Bansos diberikan."

"Bansos memang untuk rakyat, PDI Perjuangan setuju. Tetapi, caranya jangan didasarkan dan dikerdilkan untuk kepentingan elektoral, tapi sesuai kebutuhan rakyat," pungkasnya. (**)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas