Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IDI Kritisi Program Capres yang Ingin Buka 300 Fakultas Kedokteran: Sangat Berlebihan

IDI menyoroti, program terkait pemenuhan tenaga medis di Indonesia dengan membuka 300 fakultas kedokteran selama 5 tahun.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
zoom-in IDI Kritisi Program Capres yang Ingin Buka 300 Fakultas Kedokteran: Sangat Berlebihan
Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi di Jakarta, Kamis (7/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyoroti, program terkait pemenuhan tenaga medis di Indonesia dengan membuka 300 fakultas kedokteran selama 5 tahun.

Ketua IDI Dr Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, program tersebut sangat berlebihan dan tidak relevan dalam menjawab masalah yang ada.

"Sangat berlebihan. Jadi 300 fakultas kedokteran itu sangat-sangat berlebihan. Yang jadi menjadi masalah belum tersampaikan," ujar Adib dalam konferensi pers di Jakarta yang ditulis, Selasa (6/2).

Menurutnya, pembukaan fakultas kedokteran haruslah didasari dengan perhitungan yang tepat.

Seperti pembiayaan pendidikan kedokteran yang dibuat menjadi murah maupun penyediaan lapangan kerja bagi para profesional tersebut.

Baca juga: Ganjar Ajak Pendukung Prabowo-Gibran Makan Siang di Balikpapan 

"Siapa yang bisa mengintervensi pembiayaan tersebut ya negara. Kalau dibuka 300 fakultas tidak diikuti aturan dan tidak mengikuti sebuah perhitungan maka kita 5 tahun lagi dihadapkan overload. Kita dihadapkan dengan, bahasa kami mohon maaf, akan muncul pengangguran intelektual profesional," tutur Adib.

Berita Rekomendasi

IDI berpandangan kebutuhan dokter umum sangatlah cukup. Saat ini yang dibutuhkan adalah dokter spesialis.

"Pembukaan 300 fakultas kedokteran itu akan mencetak dokter umum padahal dokter spesialis yang dibutuhkan. Yang harus diperhatikan adalah pembukaan prodi dokter spesial sesuai yang dibutuhkan per wilayah," ungkap dia.

IDI pun menyarankan, agar pemerintah kedepan bisa menyediakan lebih banyak lagi beasiswa untuk putra daerah yang akan melanjutkan studi dokter spesialis.

"Mereka akan kembali ke daerah menjadi dokter spesialis yang akan bekerja dengan putra daerah. Itu lah harus ditingkatkan, bukan buat 300 fakultas kedokteran. Ini yang perlu untuk kita perdalam terkait dengan kebutuhan tadi, sehingga kita benar-benar akhirnya ada link and match antara need dan demand," harap dokter spesialis orthopedi ini.

Baca juga: Prabowo Joget Bareng 80 Ribu Warga Manado Sembari Hujan-hujanan: Saya Tidak Kedinginan

Gagasan membuka 300 fakultas kedokteran muncul dalam Debat Capres 2024.

Hal tersebut diungkapkan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Prabowo mengungkapkan ingin membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten dan kota di Indonesia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas