Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

84 Petugas Pemilu Meninggal, Kemenkes Ajukan Rekomendasi Cegah Jatuhnya Korban di Pemilu Mendatang

84 petugas pemilu yang meninggal di antaranya adalah petugas KPPS, PPS, Linmas, saksi, dan pengawas TPS. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in 84 Petugas Pemilu Meninggal, Kemenkes Ajukan Rekomendasi Cegah Jatuhnya Korban di Pemilu Mendatang
Tribunnews.com/Aisyah Nursyamsi
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin (tengah) usai penandatangan MoU Pentahelix Program Entaskan Stunting, Kementerian Kesehatan bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Jakarta, Jumat (2/2/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mencatat ada 84 petugas yang terlibat penyelenggaraan Pemilu 2024 meninggal dunia. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebut ada 71 petugas meninggal sedangkan dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) ada tambahan 13 kasus. Mereka terdiri dari petugas KPPS, PPS, Linmas, saksi, dan pengawas TPS. 




"Dari KPU, angkanya 71, untuk yang 14-18 Februari. Dari Bawaslu ada tambahan 13 orang, di tanggal yang sama. Totalnya 84 yang meninggal sampai sekarang,"ungkapnya pada konferensi pers di Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin (19/2/2024). 

Terkait hal ini, Kemenkes pun telah membuat dua rekomendasi untuk menekan atau menghilangkan angka kematian petugas pemilihan. 

Pertama, melakukan skrining kesehatan sebelum mendaftar dan menjadi syarat sebagai petugas. 

Pada Pemilu 2024, skrining memang sudah dilakukan. Hanya saja baru dilakukan setelah terdaftar sebagai petugas. 

BERITA TERKAIT

"Saya sedang mengkaji, kita mau menyempurnakan skrining ini. Karena kalau bisa skrining sebelum daftar," kata Budi lagi.  

Baca juga: Data Per 17 Februari 2024, Kemenkes: 4.281 Petugas KPPS Sakit di Antaranya Hipertensi hingga ISPA

"Saya belajar dari pak Moeldoko jenderal, kalau tentara mau berperang, di-skrining dulu, kalau sudah sakit tidak boleh maju perang. Petugas pemilihan aku dengar bekerja sampai di atas 10 jam. Ini kan kerja sudah kaya tentara kopasus," imbuhnya. 

Dengan melakukan skrining di awal, maka dapat diketahui bagaimana kondisi kesehatan dari calon petugas tersebut. 

Kedua, mengadakan uji kesehatan keliling setiap enam jam sekali. 

Kemenkes sendiri memiliki 10 ribu fasilitas kesehatan di level kecamatan. 

Pihaknya pun menyarankan satu puskesmas bisa memberikan pelayanan kesehatan pada tempat pemungutan suara (TPS) di satu kecamatan. 

"Untuk yang berisiko tinggi dulu (didatangi), dicek. Cek nya gampang kok," imbuhnya. 

Misal, risiko tertinggi saat ini adalah mereka yang alami hipertensi dan stroke. 

Uji kesehatan keliling ini bisa melakukan tiga pengecekan dasar, yaitu tekanan darah, denyut jantung dan saturasi oksigen. 

"Tiga hal itu mudah, alatnya ada dan semua petugas puskemas punya. Kita akan coba hitung, bisa tidak untuk TPS yang kita identifikasi, berisiko tinggi, itu kita periksa setiap 6 jam" paparnya. 

"Jadi tidak usah keburu sampai sakit. Mencegah itu jauh lebih baik dari pada mengobati. Satu nyawa sudah kebanyakan. Kalau bisa jangan ada lagi yang wafat," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas