Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komentar KPU RI Soal Anomali Perolehanan Suara PSI saat Ini, Dibandingkan Hasil Quick Count

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Idham Holik enggan komentari soal perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Komentar KPU RI Soal Anomali Perolehanan Suara PSI saat Ini, Dibandingkan Hasil Quick Count
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Idham Holik di kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (1/3/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Idham Holik enggan komentari soal perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat ini yang berbeda dengan hasil quick count lembaga survei.

Diketahui hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukkan suara PSI di bawah 4 persen di Pileg 2024.

Diantaranya Indikator Politik Indonesia melaporkan PSI hanya memperoleh suara 2,66 persen.

Sementara itu hasil Sirekap pada Sabtu malam dengan data 65,77 persen. Perolehan suara untuk PSI sudah sebanyak 2.402.639 atau 3,13 persen suara sah nasional.

“Berkenaan dengan jumlah perolehan suara lalu dikaitkan dengan quick count itu tentu belum bisa kami komentari. Karena memang quick count sendiri itu menggunakan metodologi ilmiah dan pelaksanaan quick count oleh lembaga survei itu tentunya diawasi oleh asosiasi dari lembaga tersebut,” kata Idham kepada awak media di kantor KPU, Jakarta, Minggu (3/3/2024).

Ia menegaskan bahwa pihaknya saat ini tengah fokus melakukan rekapitulasi secara berjenjang.

Berita Rekomendasi

“Mengenai perolehan hasil suara peserta pemilu nanti pada waktunya paling lambat 35 hari setelah pemungutan suara nanti kami akan umumkan. Jadi hasil resminya nanti,” tegasnya.

Sementara itu Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie juga mengomentari perolehan suara partainya saat ini di Pileg 2024.

Ia menilai penambahan dan pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal yang wajar. Adapun Grace mengatakan itu usai sejumlah sorotan terhadap penambahan suara partainya yang mendekati 4 persen di rekapitulasi.

"Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace dalam keterangan tertulis, Minggu (3/3/3034).

Grace pun mempertanyakan kenapa hanya PSI yang menjadi sorotan.


"Bukankah kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung," kata Grace.

Grace kemudian membandingkan perbedaan antara hasil quick count dengan rekapitulasi KPU juga terjadi pada partai-partai lain.

Grace mengatakan Dalam lembaga survei Indikator Indonesia,  PKB meraih hasil 10,65 persen, tapi berdasarkan rekapitulasi KPU mencapai 11,56 persen atau ada penambahan 0,91 persen.

Contoh lain disebut Grace, yakni suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sementara rekapitulasi KPU 1,44 persen alias selisih 0,55 persen.

Baca juga: Reaksi Anies Tahu Suara PSI Tiba-tiba Meroket: Singgung Anak Presiden dan Jangan Mengada-ada

PSI sendiri, menurut hitung cepat Indikator, ada di angka 2,66 persen sementara rekapitulasi KPU ada di 3,13 persen atau selisih 0,47 persen. Selisih PSI, kata Grace, lebih kecil dibanding kedua contoh sebelumnya.

Grace juga mengatakan saat ini lebih dari 70 juta suara belum terhitung.

"Dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat. Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik," pungkas Grace.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas