Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti Indikator Politik Sebut Akan Terjadi Kontroversi Hebat di Publik Jika PSI Lolos Parlemen

Bawono Kumoro menyatakan, akan timbul kontroversi di masyarakat secara luas jika Partai Solidaritas Indonesia (PSI) lolos di Pileg 2024.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Peneliti Indikator Politik Sebut Akan Terjadi Kontroversi Hebat di Publik Jika PSI Lolos Parlemen
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDI RAMADHAN
Ilustrasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti dari Lembaga Survei Indikator Politik Bawono Kumoro menyatakan, akan timbul kontroversi di masyarakat secara luas jika Partai Solidaritas Indonesia (PSI) lolos di Pileg 2024.

Pernyataan itu disampaikan Bawono, merespons soal melejitnya perolehan suara PSI dalam hitungan real count Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) beberapa hari ini.

Meski demikian kata Bawono, kondisi itu belum tentu terjadi, sebab sejauh ini penghitungan KPU RI masih berlangsung, sementara suara PSI sementara baru 3,13 persen.

"Yang belum terjadi dan mungkin akan jadi kontroversi dan belum terjadi, adalah kalau PSI lolos ambang batas Threshold 4 persen, makanya nanti di hasil akhir real count KPU umumkan ternyata PSI lolos 4 persen itu akan menjadi kontroversi hebat," kata Bawono kepada Tribunnews, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Lima Caleg PSI yang Berpeluang Jadi Anggota DPR RI Jika Partai Mereka Lolos Ambang Batas Parlemen

Kondisi itu juga disebut akan jadi kontroversi, pasalnya kata Bawono, dari seluruh lembaga survei nasional yang kredibel menampilkan hasil quick count atau hitung cepat pileg PSI hanya berada di bawah 3 persen.

Karenanya, bukan tidak mungkin pergerakan suara PSI ke depan akan menjadi perhatian publik.

BERITA TERKAIT

"Itu sebenarnya mengundang perhatian publik misalkan nanti PSI lolos ambang batas Threshold 4 persen sementara di Quick Count lembaga-lembaga survei PSI itu 2,65 seperti kami, atau di lembaga survei lain di poltracking 2,89, CSIS quick count nya juga sekitar 2,6 mirip dengan indikator," kata dia.

"Kalau itu lolos di atas 4 persen itu artinya di luar margin of eror 0,54 tadi kan, itu yang akan menjadi kontroversi," sambung Bawono.

Baca juga: PKS Tak Khawatir Suara PSI Melonjak di Sirekap KPU: Yang Mesti Diwaspadai Rekap Manual

Jika kemudian kondisi itu benar terjadi pada keputusan KPU RI dan menyatakan PSI lolos parlemen, maka kata dia hanya ada dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama yakni lembaga survei yang salah dalam melakukan quick count atau KPU RI yang salah melakukan rekapitulasi suara.

"Nah kalau itu misalnya terjadi nanti, maka ada 2 kemungkinan lembaga survei yang salah melakukan quick count atau real count KPU nya yang salah, ini hal yang belum terjadi tapi itu yang mencuri perhatian publik secara luas," kata dia.

"Kalau ini PSI lolos 4 persen kan berarti jauh dari perkiraan hasil quick count lembaga manapun, Litbang Kompas, indikator poltracking semua, kan ga ada yang menunjukkan hasil quick count nya PSI lolos Threshold kan gitu kan, itu yang akan jadi kontroversi," ucap Bawono.

Sebagai informasi, lonjakan perolehan suara PSI belakangan ini menjadi sorotan. Hal itu karena adanya peningkatan suara yang signifikan hanya dalam beberapa hari proses real count dalam sistem informasi rekapitulasi suara (Sirekap) milik KPU RI.

Diketahui, perolehan suara PSI meroket hanya dalam waktu tiga hari berdasarkan hasil hitung suara manual atau real count KPU dari 29 Februari-2 Maret 2024.

Dalam rentang waktu tersebut, suara PSI bertambah dari 2.171.907 atau 2,86 persen pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB menjadi 2.402.268 atau 3,13 persen pada Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB.

Artinya, suara PSI bertambah sebanyak 230.361 suara dalam kurun waktu tiga hari.

Dimana per hari ini, Senin (4/3/2024) pukul 20.00 WIB perolehan suara PSI mencapai 2.404.509 atau masih berada di 3,13 persen.

Perolehan suara itu didasari pada progres surat masuk 542.260 dari 823.236 TPS yang ada di seluruh Indonesia, atau 65,87 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas