Hasto PDIP Tuding Ada Kekuatan Besar di Belakang KPU, Guspardi Gaus: Silakan Saja Dibuka
Guspardi Gaus, meminta Hasto untuk membuka saja jika menemukan fakta tersebut. Dia bilang, penghitungan suara Pemilu 2024 dilakukan secara berjenjang.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menuding ada kekuatan besar di belakang Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bertujuan mengkecil-kecilkan suara parpol pendukung Ganjar-Mahfud di Pemilu 2024.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PAN, Guspardi Gaus, meminta Hasto untuk membuka saja jika menemukan fakta tersebut. Dia bilang, penghitungan suara Pemilu 2024 dilakukan secara berjenjang.
Baca juga: Perbandingan Hasil Perhitungan Suara Anies-Muhaimin di Jakarta Versi KPU dan Kawal Pemilu
"Kalau memang ada silakan saja dibuka, kan kita tranparansi akuntabilitas di dalam penghitungan itu kan berjenjang," kata Guspardi saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Guspardi pun meminta Hasto tidak hanya memberikan isu liar saja di media sosial. Sebab, hal tersebut nantinya justru bisa menimbulkan fitnah.
Baca juga: Anggota DPR Ingatkan KPU, Rekapitulasi Suara Nasional Tak Boleh Lewati 20 Maret 2024
"Kalau ada hal-hal yang dicurigai, yang dikhawatirkan dan diduga melakukan terjadinya mark up atau sebaliknya itu buka aja selebar-lebarnya, sehingga tidak menimbulkan fitnah," tutupnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim bahwa ada kekuatan besar di belakang Komisi Pemilihan Umum (KPU), mengkecil-kecilkan suara parpol pendukung Ganjar-Mahfud di Pemilu 2024.
"Maka kami bertemu dengan pakar IT tidak hanya terkait dengan KPU. Ada kekuatan besar di belakang KPU yang kemudian menggunakan sirekap untuk merancang suatu desain melalui quick count," kata Hasto kepada awak media di Menteng, Jakarta Pusat, (9/3/2024).
Dikatakan Hasto quick count diintersep bukan hanya pemilihan presiden, tetapi juga pemilihan legislatif.
"Pileg itu misalnya exit poll menunjukkan bagaimana Gerindra setidak-tidaknya nomor 2. Lalu ada suatu upaya untuk mengintersep quick count untuk pemilu legislatif. Sehingga akhirnya partai Gerindra muncul ketiga," lanjutnya.
Kemudian dikatakan Hasto bahwa suara PSI dibesar-besarkan. Sementara partai yang mendukung Ganjar-Mahfud dikecil-kecilkan.
"PDIP, PPP dikecil-kecilkan. Bahkan nanti bisa tercatat. Bahwa pemerintahan rezim ini menghilangkan sejarah partai Ka'bah," kata Hasto.
Baca juga: KPU Minta Pihak yang Keberatan soal Rekapitulasi Pemilu 2024 Lapor ke Bawaslu: Bawa Buktinya
"Perindo, Hanura dikecil-kecilkan. Siapa yang mendukung Ganjar-Mahfud dikecil-kecilkan, oleh manuver dari rezim yang ingin memperpanjang kekuasaan," tegasnya.
Lanjut Hasto sementara itu masih ada operasi untuk menggelembungkan suara dari PSI di Pemilu 2024.
"Ini bukan suara kami. Tapi suara dari tokoh-tokoh pro demokrasi dan pakar yang mencoba menguapkan kebenaran di dalam politik," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.