Ada Aroma Pertarungan Elite Politik Nasional di Pilgub Jatim di Balik Pengusungan Khofifah
Menurutnya, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Khofifah adalah figur yang dikehendaki oleh elite parpol pusat.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Indopol Survey Jawa Timur Fauzin Ahmad, melihat dinamika Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jawa Timur 2024 makin menarik.
Itu disebabkan karena ada dominasi intervensi elite politik nasional jelang Pilgub Jawa imur 2024 ini.
Hal tersebut ditunjukkan dengan masifnya dukungan yang diberikan partai politik pendukung Prabowo-Gibran kepada Khofifah Indar Parawansa untuk maju di Pilgub Jawa Timur.
"Koalisi rasa Pilpres sangat terasa sekali, apalagi ditambah pernyataan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden terpilih, bahwa kini saatnya dia untuk membantu Khofifah di Pilgub Jatim," kata dia kepada wartawan Selasa (11/6/2024).
"Sepertinya kuat sekali aroma elite politik Pusat di Pilgub Jatim. Barangkali ini sebagai bukti posisi strategis Jatim di konfigurasi politik tingkat nasional," imbuhnya.
Baca juga: Pengamat Ungkap Plus dan Minus jika Anies-PDIP Bersatu pada Pilkada Jakarta 2024
Menurutnya, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Khofifah adalah figur yang dikehendaki oleh elite parpol pusat.
Meskipun, lanjut dia, elektabilitas Khofifah tidak menunjukkan sebagai figur yang dominan atau mutlak terpilih di gelaran Pilgub Jatim.
Fauzin menduga karena sudah jadi kehendak para elite pusat itu yang menjadi penyebab hingga saat ini belum ada satupun Deklarasi dari para penantangnya.
"Bahkan, PKB dan PDI Perjuangan sebagai partai pemilik kursi terbanyak pertama (PKB) dan terbanyak kedua, juga belum Deklarasi terkait calon yang akan diusung di Pilgub Jawa Timur," ucapnya.
Baca juga: Hadapi Kekuatan Khofifah-Emil Dardak, PDIP Buka Peluang Koalisi dengan PKB di Pilgub Jatim
Padahal, lanjut Fauzin, untuk PKB sendiri mengantongi satu tiket sendiri untuk mengusung Calon Gubernur.
Yang artinya, PKB tidak butuh koalisi dengan parpol lainnya andai mau mengusung Calon di Pilgub Jawa Timur.
Adapum beberapa figur memang digadang-gadang oleh PKB, seperti KH Marzuki Mustamar, dan Ida Fauziyah.
Sementara beberapa figur PDI Perjuangan seperti Rismaharini juga muncul dipermukaan.
"Namun hingga saat ini, baik PKB maupun PDI Perjuangan belum ada yang mengumumkan jagoannya. Padahal, Nama-nama tadi punya potensi dan yang menggambarkan sebagai figur kehendak masyarakat," ucapnya.
Sebagai bagian dari masyarakat, Fauzin menyebut Pilgub Jatim hanya bisa menunggu drama-drama politik yang akan disuguhkan oleh para elit parpol pusat.
Hal ini juga sebagai risiko ketika tata kelola parpol bersifat sentralistik, di mana pimpinan parpol di daerah tidak punya otoritas membuat keputusan terkait dengan dinamika politik yang terjadi di tingkat daerah.
"Jadi, mari kita tunggu jagoan dari PKB dan PDI Perjuangan dideklarasikan. Hanya dua parpol ini harapan kita untuk bisa memberikan opsi figur lain selain calon petahana di Pilgub Jatim," ujarnya.
"Tapi, jika kedua parpol ini atau salah satunya juga merapat juga ke calon petahana, maka kita warga Jawa Timur telah dipaksa untuk menerima pilihan figur yang dikehendaki oleh elit-elit Parpol yang ada di pusat," pungkasnya.