PKB Belum Pasti Dukung Anies usai PKS Usung AMAN di Pilkada DKI Jakarta 2024
PKB belum pasti dukung Anies usai PKS justru mengusung Anies dengan diduetkan bersama Sohibul Iman. Ragam kritik pun disampaikan PKB ke PKS.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - PKB menyebut belum pasti untuk mendukung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta usai PKS resmi menduetkannya dengan Wakil Majelis Syuro PKS, Sohibul Iman sebagai cawagubnya di Pilkada DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan oleh Wasekjen PKB, Syaiful Huda.
Syaiful mengatakan sebenarnya partainya belum resmi untuk mengusung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2024 lantaran masih ada kandidat lainnya yang masih digodok.
Adapun, katanya, salah satu kandidatnya adalah kader sendiri yaitu Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah.
"Saya belum tahu karena PKB belum pasti dukung Anies juga kami sedang menggodok dua nama," kata Huda di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Selanjutnya, Syaiful juga menilai bahwa keputusan PKS menduetkan Anies dengan Sohibul Iman adalah blunder.
Dia mengatakan PKS dalam kegamangan ketika menjadikan Sohibul Iman sebagai wakil Anies.
Padahal, Sohibul Iman sempat digadang-gadang bakal menjadi cagub di Pilkada DKI Jakarta 2024 pada Minggu (23/6/2024) atau dua hari sebelum PKS mengumumkan mengusung Anies-Sohibul atau AMAN pada Selasa (25/6/2024) kemarin.
Baca juga: PKS Belum Bisa Pastikan Apakah NasDem dan PKB akan Ikut Dukung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta
Syaiful pun menganggap PKS perlu mengoreksi langkah politiknya tersebut.
"Itu artinya ada kegamangan, ada komunikasi publiknya yang mungkin dianggap salah dan perlu dikoreksi," kata Huda.
Dia juga menganggap PKS seakan menutup koalisi dengan partai lain ketika memutuskan menduetkan Anies-Sohibul.
Pasalnya, di saat yang bersamaan, PKS juga tidak memiliki kursi legislatif yang cukup di DKI Jakarta.
Sehingga, sambung Syaiful, partai pimpinan Ahmad Syaikhu itu tidak bisa mengusung cagub-cawagub sendiri.
"Itu yang saya sebut komunikasi politik yang semacam ini akan menutup pintu partai-partai lain untuk bisa bermitra dan poros koalisi ini," ucapnya.