Pengamat sebut Jokowi Effect Jadi Variabel Kunci di Pilkada Jawa Tengah
Pengaruh Presiden Jokowi atau 'Jokowi Effect' dinilaimasih menjadi variabel penting yang dapat mempengaruhi suara pemilih di pemilihan gubernur Jateng
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyebut, pengaruh Presiden Jokowi atau 'Jokowi Effect' masih menjadi variabel penting yang dapat mempengaruhi suara pemilih di pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) 2024.
Hal itu dikatakan Qodari merespons hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertajuk 'Pilkada di Daerah Kunci: Siapa Unggul di Jawa Tengah?', yang digelar pada Minggu (30/6/2023) lalu.
Adapun data survei LSI menyebut kepuasan masyarakat Jawa Tengah terhadap kinerja Jokowi mencapai 85,1 persen.
Sementara itu, pilihan kandidat menurut kinerja presiden dalam simulasi tiga nama pertama, responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi di posisi kedua sebesar 29,1 persen. Adapun Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto atau Pacul berada di posisi ketiga dengan 14,8 persen, dan sisanya 22, 3 persen belum menentukan pilihan.
Dalam simulasi tiga nama kedua, responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang sebesar 33,9 persen. Disusul Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi sebesar 29,5 persen, dan Sudaryono 12,8 persen. Sisanya 23, 8 persen belum menentukan pilihan.
Mencermati hasil survei LSI, Qodari mengatakan variabel Presiden Jokowi masih sangat penting.
Sehingga kandidat cagub Jateng yang kuat adalah mereka yang diasosiasikan dekat dengan Presiden Jokowi.
"Kalau di Pilpres 2024 yang memiliki aura Jokowi itu adalah Prabowo dan Ganjar, yang menang adalah yang asosiasinya itu paling kuat dengan Pak Jokowi, jadi ini saya melihat bahwa teori kolam suaranya Mr. Q di Pilpres 2024 itu bisa terulang kembali di Pilkada Jawa Tengah," kata Qodari, dalam keterangannya Rabu (3/6/2024).
Pada simulasi semi terbuka dengan 21 kandidat, Kaesang Pangarep paling banyak dipilih dengan 15,9 persen, lalu Irjen. Pol. Ahmad Luthfi 12,9 persen, Abdul Wachid 7,8 persen, Raffi Ahmad 6,8 persen, Bambang Wuryanto (Pacul) 5,8 persen, Sudaryono dan Hendrar Prihadi 4,7 persen, sementara lainnya di bawah 4 persen.
Qodari mengatakan, besarnya pengaruh Jokowi di Pilkada Jateng berpotensi membuka lagi pertarungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) melawan PDI Perjuangan atau Megawati Soekarnoputri sebagaimana kompetisi pada Pilpres 2024 lalu.
"Saya kira berkaca lagi kepada Pilpres 2024 yang lalu ada pertanyaan yang menarik apakah calon Pak Jokowi dalam tanda kutip dengan calonnya PDIP di pilkada ini akan sama atau tidak? Per hari ini kita harus anggap beda. Satu, karena PDIP sudah menyatakan dalam tanda kutip permusuhan dengan Pak Jokowi," ucapnya.
"Pokoknya calon Pak Jokowi kita lawan, kita ajukan calon yang berbeda dengan Jokowi itu satu," lanjut Qodari.