Pilkada 2024: Tempuh 178 Km, KPU RI Pantau Langsung Coklit Suku Anak Dalam
Dalam proses coklit, petugas KPU didampingi kepala daerah dan kepala desa setempat untuk berkomunikasi dengan Temenggung atau pimpinan kelompok Suku
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, SAROLANGUN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Suku Anak Dalam di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Rabu (17/7/2024).
Anggota KPU RI, Betty Epsilon Idroos bersama petugas Panitia Pemuktahiran Data Pemilih (Pantarlih) mendatangi langsung kawasan bermukim kelompok Suku Anak Dalam yang terdiri atas 10 kepala keluarga (KK) ini.
Jarak yang ditempuh dari pusat kota Jambi ke lokasi coklit Suku Anak Dalam adalah 178 kilometer.
Dalam proses coklit, petugas KPU didampingi kepala daerah dan kepala desa setempat untuk berkomunikasi dengan Temenggung atau pimpinan kelompok Suku Anak Dalam di kawasan itu.
"Hari ini kami melakukan monitoring untuk kegiatan pencocokan dan penelitian daftar pemilih untuk pilkada di Jambi, untuk gubernur dan wakil gubernur, dan bupati dan wakil bupati di Sarolangun," kata Betty.
"Hari ini adalah hari di mana kami mendatangi, memonitor kegiatan coklit yang dilakukan oleh Pantarlih ke teman-teman di Suku Anak Dalam di Sarolangun," sambungnya.
Betty menjelaskan, ada 10 KK yang masing-masing terdiri dari dua hingga tiga orang di dalamnya yang sudah tercoklit dan dapat mencoblos pada Pilkada 27 November mendatang.
Lebih lanjut, Betty juga mengatakan tidak ada pemilihan baru dalam kelompok Suku Anak Dalam yang dicoklit ini. Pada pemilu sebelumnya mereka sudah pernah ikut mencoblos.
“Tadi rasa-rasanya belum ada pemilih baru, karena data yang kami dapatkan adalah data update dari DP4,” ujarnya.
“Tadi kalau misalnya belum terdaftar, belum punya NIK, Camat sudah mengatakan mereka bisa datang langsung untuk dibantu perekamannya,” sambung Betty.
Baca juga: 3 Hasil Survei Pilkada Jabar, Terbaru dari Litbang Kompas: RK 36,6 Persen, Komeng 0,8 Persen
Sejauh ini, pantauan coklit ke kawasan Suku Anak Dalam masih merupakan proses paling “ekstrim” dan pengalaman baru bagi Betty yang sebelumnya melakukan pantauan hanya di kawasan perkotaan.
“Saya kayaknya baru sekarang, di Suku Anak Dalam. Selebihnya seperti biasa, masih dari rumah ke rumah. Kalau saya di DKI dari apartemen ke apartemen, ini baru dari pondok satu ke pondok yang lain,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.