KIM Retak di Pilkada 2024? Zulhas: Lihat Wajah Saya
Selain itu, menurut Zulhas, para pimpinan partai KIM belum menggelar rapat terkait Pilkada karena pesta demokrasi lima tahunan tersebut masih akan d
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) membantah partai politik yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju mengalami keretakan dalam menghadapi Pilkada Serentak 2024.
Menurut Zulhas, belum bertemunya Ketua Umum Partai Gerindra, Golkar, Demkokrat, dan PAN karena masing masing punya kesibukan.
“Ya enggak lah. Itu kan karena masih sibuk. Pak Prabowo kan presiden terpilih masih melakukan kunjungan kerja. Begitu juga yang lain, kan masih lama,” kata Zulkifli Hasan yang juga Menteri Perdagangan RI usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (1/8/2024).
Selain itu, menurut Zulhas, para pimpinan partai KIM belum menggelar rapat terkait Pilkada karena pesta demokrasi lima tahunan tersebut masih akan digelar pada November mendatang.
“Belum kan masih lama” katanya.
Baca juga: Gerindra Prediksi Pilgub Jakarta Hanya Diikuti 2 Paslon dari 2 Poros, KIM Plus Siap Tempur
Menurut Zulhas, perbedaan pilihan dalam Pilkada bukan berarti koalisi pecah atau retak. Ia mengatakan adanya perbedaan calon yang diusung pada Pilkada di sejumlah daerah antara partai di KIM merupakan hal yang wajar. Sebab, terdapat 508 Pilkada Kabupaten atau kota serta 37 Pilkada provinsi yang akan digelar nanti.
“KIM itu harmonis terus lihat saja wajah saya kan terang tuh. Ya kalau Pilkada kan 500, 500 itu kadang-kadang ada keluarganya ada saudara, itulah Indonesia,” katanya.
“500 berapa semuanya, 560 tambah gubernur hampir 600. Kalau 600 ada 1 dan 2 yang singgung ya layak, wajar,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, KIM merupakan gabungan partai politik pendukung calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 lalu.
Partai-partai tersebut yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Garuda, Prima, dan Gelora.