Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pilkada Nabire: Elektabilitas Dua Calon Bersaing Ketat

Dijelaskan, tingkat kepuasan publik atau dikenal sebagai ”job approval rating” punya kekuatan prediktif elektoral yang sangat besar bagi calon bupati

Penulis: willy Widianto
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Pilkada Nabire: Elektabilitas Dua Calon Bersaing Ketat
KOMPAS/PRIYOMBODO
Ilustrasi Pilkada. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis hasil survei kekuatan para bakal calon Bupati Nabire jelang Pilkada Nabire 2024.

Hasilnya, dua calon bersaing ketat untuk tingkat keterpilihan atau elektabilitas di mata responden.

Di posisi pertama ada nama Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Nabire, Marci Kegou dengan elektabilitas sebanyak 27,1 persen dan di posisi kedua yakni petahana Bupati Nabire, Mesak Magai dengan 21,3%.

Di posisi ketiga dan selanjutnya ada Hugo Martinus Karubaba dengan elektabilitas sebesar 18,1%, Ismail Djamaluddin 7,3%, Evan Ibo 3,1%, Oktovina Woromboni 1,3%, dan Albert Kayame sebesar 1,1%. Selain itu, ada 20,7% responden belum memilih.

"Hasil top of mind pilihan para responden menunjukkan peluang besar bagi penantang petahana bupati," kata Direktur Eksekutif LKPI Togu Lubis dalam keterangan tertulis, Senin (5/8/2024).

Dijelasskannya, survei ini dilakukan pada 23 Juli-1 Agustus 2024 secara online melalui data collection. Pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling, dengan tingkat kesalahan (margin of error) sekitar -/+ 2,6% pada tingkat kepercayaan 95%.

"Komposisi gender responden terdiri dari 54,7% laki-laki dan 45,3% perempuan. Sebagian besar responden berasal dari kalangan kelompok usia antara 17-25 tahun (44,4%), diikuti kelompok 26-50 tahun (39,8%) dan kelompok 51 tahun keatas (15,8%)," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Togu mengungkapkan, berdasarkan hasil survei tentang kepuasan publik terhadap Mesak Magai petahana Bupati Nabire mencapai 35,2%, tidak puas sebanyak 60,7%, serta yang tidak menjawab sebesar 4,1%

Diungkapkannya, alasan di balik rendahnya kepuasan masyarakat Nabire beragam, termasuk ketidakpuasan terhadap kebijakan yang diambil, kurangnya perbaikan infrastruktur, atau minimnya program yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat Nabire.

Karena itu, lanjut Togu, data ini menggambarkan tantangan besar bagi tokoh-tokoh yang pernah menjabat untuk bersaing dalam Pilkada Nabire 2024. "Dengan tingkat kepuasan publik yang rendah, mereka akan menghadapi kesulitan dalam membangun kembali kepercayaan dan dukungan masyarakat," kata Togu.

Baca juga: Ahli Ungkap 3 Cara Ridwan Kamil Ungguli Anies di Pilkada Jakarta: Kutukan Petahana, Maksimalkan KIM

Dijelaskan, tingkat kepuasan publik atau dikenal sebagai ”job approval rating” punya kekuatan prediktif elektoral yang sangat besar bagi calon bupati petahana. Hasil survei menemukan ada berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan masyarakat dalam pemilihan ini, terutama kinerja dan rekam jejak kandidat.

"Mayoritas atau 47,3% responden menyatakan kinerja dan rekam jejak adalah faktor yang paling mempengaruhi mereka dalam memilih kepala daerah. Lalu 13,6% lebih mempertimbangkan visi-misi dan program dan 6,5% memilih berdasarkan kompetensi kandidat dan sebanyak 32,6% didasarkan dari asal suku, agama, hingga gender kandidat," ujarnya.

Atas itu, sambung Togu, hasil survei tingkat elektabilitas bakal calon Bupati Pilkada Nabire 2024 menunjukkan tidak banyak berubah jika hanya dengan simulasi 4 nama bakal calon dengan mengunakan pertanyaan tertutup pada 1400 responden.

Tepatnya dengan pertanyaan jika pilkada digelar hari ini nama mana yang akan bapak/ibu pilih sebagai Bupati Nabire? Dari hasil persentase tertinggi untuk tingkat keterpilihan yakni Marci Kegou sebesar 34,7% sementara Mesak Magai 25,3%, Hugo Martinus Karubaba 17,8%, Ismail Djamaludin 9,1%, dan yang tidak memilih dan menjawab sebanyak 13,1%.

Baca juga: Pekan Ini Megawati Keluarkan Surat Rekomendasi Cagub Jakarta Jagoan PDIP

Sementara, jika dilakukan simulasi head to head antara Marci Kegou versus Mesak Magai hasil survei menunjukan tingkat keterpilihan Marci Kegou di angka 52,6% sedangkan Mesak Magai di angka 30,1% dan tidak memilih sebanyak 17,3,%.

Sedangkan jika disimulasikan Head to head antara Marci Kegou dengan Hugo Martinus Karubaba hasilnya, Marci Kegou dipilih sebanyak 60,6% dan Hugo Martinus Karubaba dipilih sebanyak 26,8% dan tidak memilih sebanyak 12,6%.

"Hasil survei ini dilaksanakan LKPI dengan sampel dari survei sebanyak 1.400 responden yang memiliki hak pilih dan tersebar di empat daerah pemilihan (Dapil). Tepatnya terdiri atas 26 Distrik/ Kampung secara proporsional bedasarkan data jumlah populasi daftar pemilih tetap Pemilu 2024 Kabupaten Nabire," kata Togu.

Sementara itu, pengamat politik Rikal Dikri menanggapi hasil survei LKPI tersebut.

Ia menilai, hasil survei ini memiliki korelasi yang kuat antara tingkat elektabilitas Mesak Magai dan Marci Kegou dengan tingkat penerimaan masyarakat Nabire terhadap petahana Mesak Magai dan Marci Kegou.

Di mana Mesak Magai dengan tingkat akseptabilitas rendah hanya 49,2% saja walaupun tingkat popularitas di masyarakat Nabire mencapai 74,3%.

Namun, lanjut Rikal, posisi Mesak Magai masih di bawah Marci Kegou di mana tingkat penerimaan Marci Kegou oleh masyarakat hingga 78,3% walaupun popularitasnya di angka 69,7%.

Sedangkan, Hugo Marinus Karubaba dengan Tingkat akseptabilitas 52,1% dengan popularitas 48,5% dan Ismail Djamaludin dengan tingkat akseptabilitas 42,2% dan popularitasnya 35,6% dan nama lainnya memiliki tingkat akseptabilitas dan popularitasnya di bawah 30%.

"Setelah dibedah lebih jauh tingkat akseptabilitas di Kabupaten Nabire di mana tingkat akseptabilitas menunjukan bahwa tingkat penerimaan dan kesukaan terhadap bakal calon Bupati Nabire, Marci Kegou yang memiliki tingkat Akseptabilitas yang tinggi yakni sebanyak 78,3%,"'kata Rikal.

Menurut Rikal, hal ini dikarenakan Marci Kegou sering sekali melakukan pembelaan dan menerima masyarakat Nabire jika ada persoalan. Seperti saat ada perlakuan dugaan rasisme terhadap mahasiswa Papua di luar daerah.

"Juga sempat ada kejadian sebagai bentuk dari respon orang Papua di Kota Nabire yang mendatangi Kantor DPRD Nabire untuk mendesak DPRD dan Bupati Nabire agar warga orang pendatang keluar dari Nabire. Di mana Marci Kegou turun menjumpai aksi mahasiswa sambil menangis mengatakan sebagai mama Papua, hatinya terpukul dan tidak menerima perlakuan tersebut," ujarnya.

Petahana Unggul di Survei Svadhyaya Riset Nusantara

Anggota Panitia Pemungutan Suara, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pengawas Kecamatan, saksi dari partai politik dan pemantau pemilu melakukan rekapitulasi surat suara Pemilu 2024 tingkat kecamatan di halaman Kantor Camat Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (26/2/2024). Meskipun sempat dihentikaan karena karena proses sinkronisasi data Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), namun tahapan rekapitulasi penghitungan suara pemilu presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota tingkat panitia pemilihan kecamatan (PPK) seluruh Indonesia dipastikann akan selesai sebelum batas terakhir jadwal rekapitulasi di kecamatan pada 2 Maret 2024, untuk kemudian dilanjutkan pada jenjang berikut yaitu KPU kabupaten/kota, KPU provinsi, dan pada akhirnya akan dilakukan di tingkat nasional oleh KPU RI hingga 20 Maret 2024. Tribunnews/Jeprima
Anggota Panitia Pemungutan Suara, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pengawas Kecamatan, saksi dari partai politik dan pemantau pemilu melakukan rekapitulasi surat suara Pemilu 2024 tingkat kecamatan di halaman Kantor Camat Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (26/2/2024). Meskipun sempat dihentikaan karena karena proses sinkronisasi data Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), namun tahapan rekapitulasi penghitungan suara pemilu presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota tingkat panitia pemilihan kecamatan (PPK) seluruh Indonesia dipastikann akan selesai sebelum batas terakhir jadwal rekapitulasi di kecamatan pada 2 Maret 2024, untuk kemudian dilanjutkan pada jenjang berikut yaitu KPU kabupaten/kota, KPU provinsi, dan pada akhirnya akan dilakukan di tingkat nasional oleh KPU RI hingga 20 Maret 2024. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Berbeda dengan LKPI, hasil survei Svadhyaya Riset Nusantara pada 18-24 Juli 2024, justru menunjukkan elektabilitas calon Bupati Nabire petahana, Mesak Magai, unggul dibandingkan calon lain.

Survei dilakukan di empat Daerah Pemilihan (Dapil) yang terdiri atas 26 distrik atau kampung secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir.

Elektabilitas Mesak Magai menempati posisi teratas dengan 37,95 persen.

Elektabilitas Mesak Magai mengalahkan sosok lainnya yakni Hugo Martinus Karubaba, Evan Ibo, Oktoviana Woromboni, dan Albert Kayame.

Hugo Martinus Karubaba diketahui memperoleh elektabilitas sebesar 33,53 persen, diikuti oleh Evan Ibo sebesar 2,39 persen, Oktovina Woromboni sebayak 1,87 persen, dan Albert Kayame sebesar 1,18 persen.

Baca juga: Pendukung Kotak Kosong di Pilkada 2024 Diusulkan Boleh Kampanye dan Difasilitasi KPU

Sementara itu, persentase swing voters atau belum menentukan pilihan masih cukup tinggi yang angkanya mencapai 18,09 persen, dan responden yang tidak memilih atau golput sebanyak 1,97 persen, serta 3,05 persen responden memilih untuk tidak menjawab.

“Hasil top of mind para responden menunjukkan peluang besar bagi petahana Mesak Magai dan Hugo Martinus Karubaba. Sehingga selanjutnya, patut dinantikan langkah-langkah mereka untuk meraih sebanyak-banyaknya dukungan dari sekitar 18 persen swing voters,” ujar Gery Gugustomo selaku Direktur Svadhyaya Riset Nusantara melalui keterangan tertulisnya, Rabu (31/7/2024) lalu.

Hasil kontestasi Pilkada Nabire tidak banyak berubah jika hanya diikuti 3 peserta dengan mempertemukan 3 persentase tertinggi.

Mesak Magai dan Hugo Martinus Karubaba tampak masih bersaing ketat dengan masing-masing elektabilitas sebesar 38,84?n 34,51 persen.

Adapun Evan Ibo hanya memiliki suara 3,15 persen.

Swing voters masih menjadi penentu kemenangan dari kedua calon teratas dengan angka 18,98 persen.

Hasil berbeda jika Mesak Magai memutuskan untuk tidak kembali mengikuti Pilkada Nabire di tahun ini.

Saat pertanyaan kembali dikerucutkan menjadi 3 nama tanpa mengikutsertakan Mesak Magai, maka otomatis elektabilitas Hugo Martinus Karubaba memuncaki elektabilitas dengan perolehan angka 44,05 persen.

Kemudian diikuti Oktavina Woromboni sebesar 9,24 persen, dan Albert Kayame yang hanya memiliki angka 4,72 persen.

Swing voters tampaknya masih cukup banyak pada kategori ini, menempati urutan kedua sebesar 23,60 persen.

Terakhir, saat pertanyaan diambil acak dengan mempertemukan kembali Mesak Magai dan Hugo Martinus Karubaba, keduanya masih memimpin torehan suara dari masyarakat Nabire.

Mesak mendapat 36,48 persen dan Hugo membayangi ketat dengan angka 35,10 persen.

Alasan responden memilih tokoh favoritnya tersebut sebagian besar melihat kepribadian yang baik serta kepedulian yang besar kepada masyarakat dengan persentase sebesar 40,61 persen.

Selain itu, sebanyak 21,24 persen responden melihat kompetensi dan kebijaksanaan tokoh atau calon kepala daerah.

Baca juga: Bareskrim Sebut Benny Rhamdani Tak Bisa Ungkap Sosok T,  Ngaku Dapat Info dari Orang Sudah Meninggal

Ketika ditanya mengenai nama-nama yang disodorkan sebagai Calon Wakil Bupati Nabire, lebih dari setengah responden atau 54,57 persen di antaranya memilih Ones Iyai untuk mendampingi Calon Bupati (cabup) pilihan mereka.

Lalu diikuti Kristofel Mara di angka 25,17 persen , Roy Wonda 11,80 persen, kemudian Udin Mardin di persentase paling kecil yaitu 8,46 persen.

Hal-hal tersebut menjadi kesimpulan yang dapat ditarik dari survei Svadhyaya Riset Nusantara yang dilakukan tanggal 18 s/d 24 Juli 2024 di 4 daerah pemilihan (Dapil) yang terdiri atas 26 Distrik/Kampung secara proporsional bedasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir.

Jumlah sampel survei yang dilakukan Svadhyaya sebanyak 1.025 responden. Wawancara dilakukan secara tatap muka oleh tenaga terlatih dengan bantuan/pedoman kuesioner.

Adapun metode survei yang digunakan yaitu pengambilan sampel secara acak bertingkat (stratified multistage random sampling), dengan margin of error (MoE) +/- 3.5 persen pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.

“Sebagai sebuah survei permulaan kita baru meng-capture preferensi sebelum adanya kampanye paslon,” pungkas Gery.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas