Soal Wacana KIM Plus di Pilkada Jakarta, Pengamat: Bisa Ditafsir Upaya Gagalkan Anies
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai wacana KIM Plus di Pilkada Jakarta bisa ditafsir upaya untuk jegal Anies Baswedan.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di Pilkada Jakarta bisa ditafsir upaya untuk jegal Anies Baswedan.
Diketahui wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus berisikan koalisi besar dari seluruh partai politik.
Nantinya, KIM plus akan mengusung Ridwan Kamil menjadi cagub Jakarta 2024.
Banyaknya pendukung parpol politik di KIM Plus, tidak menutup kemungkinan nantinya hanya ada satu pasangan calon tunggal di Jakarta alias lawan kotak kosong.
"Dengan mendominasi koalisi bisa ditafsir sebagai upaya gagalkan Anies, terlebih KIM masih dipengaruhi oleh Jokowi," kata Dedi, Kamis (15/8/2024).
Menurutnya dengan masih adanya pengaruh Jokowi. Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep memungkinkan ikut kontestasi di Pilkada Jakarta.
"Sementara Anies masih yang tertinggi dalam peta elektabilitas, maka upaya penihilan Anies itu bisa saja terjadi," jelasnya.
Meski demikian, dikatakanya hadirnya kotak kosong besar kemungkinan tidak terjadi.
Ia menilai bisa saja Pilkada Surakarta terulang kembali.
"Menjadi contoh dimana dihadirkan satu kandidat independen untuk sekedar formalitas. Situasi ini tentu buruk bagi demokrasi, karena dari sisi pembagian kursi parlemen, Jakarta. Memungkinkan hadirkan tiga poros, PDIP, PKB, Nasdem dan PKS masih cukup untuk mengusung dua kandidat," jelasnya.
Sebelumnya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menjelaskan soal status Anies Baswedan dalam dinamika Pilkada Jakarta.
Menurut Paloh, semua sudah tahu bagaimana situasi menyangkut Anies.
"Barangkali susah beliau untuk maju dalam Pilkada Jakarta ini," kata Paloh di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
Namun, Paloh tidak menjelaskan secara detail mengapa Anies sulit maju di Pilkada Jakarta.
"Coba tanya Pak Anies, hanya dia yang bisa menjawabnya, diperlukan persyaratan untuk memenuhi ketentuan undang-undang yang ada," kata Paloh.
Baca juga: Pakar Menilai Sebaiknya PKS Tak Gabung KIM Plus di Pilkada Jakarta 2024
Bagaimana pun, dikatakan Paloh, Anies tetap menjadi bagian dari NasDem.
"Yang jelas Anies adalah sahabat NasDem, jelas itu," kata Paloh.
Lebih lanjut, Paloh menyebut bahwa dalam Pilkada, NasDem tak bisa maju sendiri.
"Supaya ini harus ada kelengkapan, jadi saling melengkapi, saling pengertian, saya berpikir positif semuanya tentu berpikir bagaimana yang terbaik ya yang bisa diberikan parpol dalam peran bersama," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.