PDIP: Megawati Langsung Beri Arahan Khusus saat Tahu Putusan MK soal Pilkada 2024
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri disebut memberi arahan khusus kepada jajaran kader pasca putusan MK terbaru soal Pilkada 2024.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri langsung memberi arahan khusus kepada jajaran kader pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terbaru soal Pilkada 2024.
Hal itu disampaikan Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus menanggapi putusan perkara nomor 60/PUU-XXII/2024 MK terkait persyaratan pencalonan di Pilkada 2024.
Meski demikian, Deddy enggan merinci apa saja arahan khusus Megawati kepada kadernya.
"Ada (arahan khusus) tapi kan tidak mungkin saya kasih tahu, nanti tidak khusus lagi," kata Deddy di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2024) malam.
Menurut Deddy, Megawati sudah mengetahui lebih dulu soal putusan MK dibanding kader-kader PDIP.
"Saya kira, bahkan Bu Mega lebih dulu tahu dari kita. Jadi kalau soal itu, enggak usah diragukan, ya," tuturnya.
Lebih lanjut, menurut Deddy, putusan perkara nomor 60/PUU-XXII/2024 ini telah membuat marwah MK kembali.
Menurutnya, putusan MK itu dinilai Deddy sangat penting.
"Kalau dulu kita dikhianati secara konstitusional, sekarang kayaknya MK mengembalikan marwah lembaga itu, sehingga menghasilkan keputusan yang menurut kita sangat penting," jelasnya.
Deddy menilai, dengan putusan ini kemungkinan kotak kosong di Pilkada semakin kecil.
"Ini tentu suatu kemenangan saya kira yang penting bagi kita semua, karena dengan putusan yang baru itu maka kita bisa pastikan akan ada lebih dari satu paslon di setiap daerah," imbuh Deddy.
Baca juga: Pengamat Sarankan Anies Jadi Kader PDIP dan Bertempur di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya
"Artinya kemungkinan kotak kosong itu semakin kecil. Dan ini juga akan membuat biaya politik menjadi murah. Ini tentu satu kemenangan untuk rakyat dan tentunya untuk demokrasi," pungkasnya.
Deddy menilai, putusan MK adalah kemenangan melawan oligarki partai politik yang hendak membajak demokrasi dan kedaulatan rakyat dengan strategi 'kotak kosong'.
"Semakin banyak calon tentu makin banyak pilihan pemimpin yang bisa dipertimbangkan oleh rakyat. Dan itu baik bagi rakyat dan parpol, tetapi buruk bagi oligarki dan elite politik yang antidemokrasi," katanya.