PKS Jawab Tudingan Tak Konsisten Jadi Oposisi Pemerintah: PKS Bukan Anies dan Anies Bukan PKS
Ketua Bidang Humas PKS Ahmad Mabruri Menjawab tudingan partainya tak konsisten jadi oposisi pemerintah. Khusunya terkait Pilkada Jakarta
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Humas PKS Ahmad Mabruri Menjawab tudingan partainya tak konsisten jadi oposisi pemerintah.
Diketahui PKS sebelumnya mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
Namun, PKS berbalik arah mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
Langkah tersebut membuat PKS dinilai tidak konsisten sebagai oposisi pemerintahan Jokowi.
Menjawab hal itu Mabruri mengatakan sebuah kekeliruan.
"Logika ini juga keliru. Memang benar Anies Baswedan adalah antitesa dari Jokowi, namun PKS bukanlah Anies, dan Anies bukan PKS. Dalam sejarahnya, PKS telah menunjukkan komitmen untuk mendukung figur yang berlawanan dengan Jokowi," kata Mabruri, Selasa (27/8/2024).
Baca juga: PKS Umumkan Dua Jagoannya di Pilkada Tangerang dan Tangsel 2024
Ia menerangkan keputusan PKS untuk tidak mendukung Anies di Pilkada Jakarta, lebih terkait dengan dinamika internal dan real politik, bukan karena PKS mendukung Jokowi.
Kemudian terkait bergabungnya PKS ke Koalisi Indonesia Maju, ia mengatakan bukan soal daya tahan menjadi oposisi.
Melainkan soal strategi perjuangan politik.
Baca juga: PKS Beri Catatan pada PP 28 Tahun 2024, Bukan Hanya Pasal Pemberian Alat Kontrasepsi bagi Pelajar
"Menjadi oposisi atau koalisi bukanlah soal daya tahan, melainkan soal strategi perjuangan politik. PKS telah lama berjuang sebagai oposisi, namun hasil yang dicapai sering kali tidak maksimal," jelasnya.
Dengan berkoalisi, kata Mabruri PKS berharap dapat memperjuangkan kepentingan rakyat dengan lebih efektif.
"Karena memiliki akses langsung terhadap kekuasaan eksekutif," jelasnya.