Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respons Gerindra soal Anies Baswedan yang Sebut Parpol Tersandera Kekuasaan

Partai Gerindra memberikan respons terkait pernyataan Anies Baswedan yang menyindir soal partai politik (parpol) saat ini sedang tersandera kekuasaan.

Penulis: tribunsolo
Editor: Nuryanti
zoom-in Respons Gerindra soal Anies Baswedan yang Sebut Parpol Tersandera Kekuasaan
Tangkapan layar dari YouTube Anies Baswedan
Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, memberikan catatannya setelah Pilpres dan pendaftaran Pilkada 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman menanggapi sindiran Anies Baswedan yang menyebut partai politik (parpol) tersandera oleh kekuasaan.

Hal ini disampaikan Habiburokhman dalam dialog di acara "Sapa Indonesia Pagi", Kompas TV, Senin (2/9/2024).

Adapun sindiran Anies tersebut ditanggapi Habiburokhman dengan mengajukan pertanyaan kembali.

"Saya bertanya sebaliknya 'Adakah partai politik yang tersandera?'" ucap Habiburokhman, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin.

Habiburokhman menilai, pertanyaan yang sesuai dengan konteks hukum adalah dengan menanyakan pertanyaan positif.

Adapun pertanyaan yang negatif tidak akan bisa terjawab karena tidak bisa dibuktikan.

"Kalau pertanyaan positif 'Apakah ada yang tersandera?' tinggal ditunjuk yang mana ya kan? lalu dibuktikan, itu dialektika dialog yang menurut saya lazim," kata dia.

Berita Rekomendasi

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa sindiran dari Anies tersebut merupakan stigma pribadi Anies lantaran tidak ada parpol yang mengusungnya.

"Kalau Pak Prabowo sampaikan 'silakan rakyat yang menilai'. Saya enggak salahkan Pak Anies ya, tapi saya punya sudut pandang yang berbeda. Nanti silakan rakyat yang menilai yang mana yang tepat," tuturnya.

Lebih lanjut, Habiburrokhman meminta kepada Anies untuk tidak terjebak dalam gimik.

"Saya melihat Pak Anies ini sosok muda punya idealism ya, masa depan politiknya ini masih amat panjang."

Baca juga: Tantangan Anies Baswedan Dirikan Partai, Pengamat: Butuh Logistik, Tokoh, dan Massa yang Banyak

"Kalau boleh saya sampaikan sedikit saran ya, hindari terlalu lama terjebak pada hal-hal yang terlalu gimik begitu, sandera-menyandera," katanya melanjutkan.

Ia juga menyarankan agar Anies lebih mementingkan narasi besarnya soal pembentukan partai.

"Mainkan narasi besarnya Pak Anies ini. Dia ingin bikin partai yang bagus, yang baru, yang reformatif, yang lebih demokratis, dan lain sebagainya. Saya pikir peluang Pak Anies sangat besar," jelas dia.

Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini dalam pernyataannya juga bercerita soal Presiden Terpilih, Prabowo Subianto yang sebelumnya pernah gagal dalam konvensi di Partai Golkar.

Akan tetapi, kegagalan dari Prabowo tersebut tidak membuat Prabowo menjelek-jelekkan partai Golkar maupun parpol lain.

Ia mengatakan bahwa Prabowo lebih memilih untuk mendirikan partainya sendiri dan berproses dari situ.

"Bahkan tetap menjalin hubungan baik dengan Partai Golkar. Beliau mendirikan Partai Gerindra mulai dari hanya mungkin 26 kursi di DPR RI Waktu itu. Kemudian, melonjak jadi 74, 78, sekarang 86 kursi," tegasnya.

Sebagai informasi, sindiran Anies Baswedan soal parpol yang tersandera kekuasaan ini disampaikan melalui video di channel YouTube pribadinya dengan judul "Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pendaftaran Pilkada 2024".

Dalam video tersebut Anies mengungkapkan langkah-langkah politik ke depan yang akan ia ambil setelah gagal maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

Anies menyebut gagalnya ia untuk maju sebagai Bakal Calon Gubernur Jakarta karena parpol yang tersandera oleh kekuasaan.

"Nah gini, kalau masuk partai, pertanyaannya 'partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan?' Nah, jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam. Agak beresiko juga bagi yang mengusulkan," kata Anies dikutip dari tayangan YouTube Anies Baswedan, Senin (2/9/2024).

Dalam pernyataaan tersebut, Anies juga mengatakan akan mendirikan partai baru.

Adapun tujuan dari pembentukan partainya adalah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih setara, demokrasi yang lebih sehat, dan politik yang lebih mengedepankan kebijakan gagasan.

"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar dan itu menjadi sebuah kekuatan diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh."

"Kita lihat sama-sama ke depan. Semoga tidak terlalu lama lagi kita bisa mewujudkan langkah-langkah konkret untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin membesar," tambahnya.

(mg/Tiara Eka Maharani)

Penulis adalah peserta magang Universitas Sebelas Maret (UNS)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas