Bentuk Penolakan Ridwan Kamil, Refly Harun Sebut Pendukung Anies Baswedan yang Genuine Bakal Golput
Refly Harun menyatakan, pasangan bakal cagub-cawagub Jakarta yang pada Pilkada 2024 ini akan bertarung sejatinya mendapatkan penolakan dari masyarakat
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menyatakan, pasangan bakal cagub-cawagub Jakarta yang pada Pilkada 2024 ini akan bertarung sejatinya mendapatkan penolakan dari masyarakat.
Hal itu kata dia, terungkap dari narasi-narasi yang kerap dilontarkan oleh warga Jakarta di media sosial.
Mereka kata Refly, seakan tidak memiliki ketertarikan untuk memilih pasangan calon kepala daerah yang tersaji di Pilkada Jakarta 2024 ini.
Hal tersebut yang menurut Refly Harun, menjadi penilaian besar dirinya kalau pada Pilkada Jakarta tahun ini akan banyak warga yang golput atau membuat suara tidak sah.
"Dari komunikasi di media sosial dan dari penolakan orang terhadap Ridwan Kamil dan sebagainya ini," kata Refly Harun kepada Tribunnews, Selasa (3/9/2024).
Diketahui, ada tiga pasangan bakal cagub-cawagub yang melenggang di kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
Adapun mereka yakni, Ridwan Kamil-Suswono dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus; Pramono Anung-Rano Karno dari PDIP dan didukung Partai Hanura; serta calon independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Refly juga meyakini kalau sebagian besar warga Jakarta yang akan golput atau merusak kertas suara merupakan basis pendukung Anies Baswedan.
Kata dia, akan banyak pendukung Anies Baswedan yang kecewa dengan calon kepala daerah yang maju pada tahun ini, dan memiliki sikap untuk tidak memilih.
"Kalau kita bicara tentang pendukung Anies yang genuine ya (tidak akan memilih), (tapi) kalau pendukung yang dimobilisasi yang dikasih bansos dikasih duit itu lain lagi," kata Refly.
Atas hal tersebut, Refly meyakini, kertas suara di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) di Provinsi Daerah Khusus Jakarta akan lebih banyak yang tidak sah ketimbang yang sah nantinya.
Pasalnya, kata dia, saat ini sebagian besar warga Jakarta sudah melek akan dinamika dan problem politik yang terjadi belakangan.
"Ya bisa jadi, bisa jadi (banyak suara tidak sah) karena sudah pada melek politik. Iya tidak memilih sama sekali atau kalaupun memilih dicoblos semua agar suaranya tidak sah," tandas Refly.
Sebagai informasi, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi tidak jadi maju di Pilkada Jakarta 2024.
Hal itu didasari karena Anies batal diusung oleh satu-satunya partai yang bisa memberikan tiket maju, yakni PDIP.
PDIP sempat memberikan angin segar untuk Anies Baswedan maju, namun di masa injury time pendaftaran calon kepala daerah ke KPU Jakarta, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu justru meresmikan pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
Baca juga: Pengamat Sebut Pendukung Militan Anies Baswedan Akan Golput: Harga Mati Boikot Pilkada Jakarta
Alhasil pasangan Pramono-Rano Karno didaftarkan oleh PDIP sebagai bakal cagub-cawagub pada tanggal 28 Agustus 2024 atau tepat sehari sebelum penutupan pendaftaran ke KPU Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.