KPU Jakarta Sebut Golput Tak Punya Makna, Tidak Pengaruhi Kemenangan Paslon, Singgung Anak Abah?
Kepala Divisi Teknis KPU DKI Dody Wijaya menegaskan aksi golput tidak akan memengaruhi kemenangan pasangan calon dalam pilkada.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menilai aksi gerakan 'anak abah tusuk 3 paslon' di Pilgub Jakarta tak akan punya makna.
Kepala Divisi Teknis KPU DKI Dody Wijaya menegaskan aksi golput tidak akan memengaruhi kemenangan pasangan calon dalam pilkada.
Baca juga: Soal Pilkada Ulang Jika Kotak Kosong Menang, Pengamat: Praktik yang Sia-sia
Sebab, dalam perspektif tata kelola pemilu, proses penentuan pemenang ialah berdasarkan suara sah.
"Jadi kalau orang tidak hadir ke TPS suaranya juga tidak dihitung sebagai pemenang pemilu," kata Dody di kantor KPU DKI Jakarta, Jumat (13/9/2024).
Baca juga: PDIP Ingin Lanjutkan Ide Anies Baswedan, Nilai Gerakan Coblos 3 Paslon Justru Buat Anak Abah Merugi
"Kalau di Jakarta ditambah 50 persen plus 1 dari total suara sah. Artinya gerakan golput atau gerakan coblos semua ini tidak punya makna dalam pemilu," sambungnya.
Bahkan, kata Dody, gerakan golput itu tidak akan pengaruhi kemenangan pasangan calon. Sebab, kata dia, yang menentukan pasangan calon itu menang ialah jumlah suara sah.
Ia mencontohkan, sebuah tempat pemungutan suara (TPS) yang terdapat 100 warga, di mana 50 warga diantaranya memilih golput dan 50 warga lagi hadir ke TPS.
Kemudian, dari 50 warga yang hadir ke TPS itu, jumlah suara sah ialah sebanyak 30 suara, maka kemenangan akan ditentukan oleh 30 warga tersebut.
"Justru tidak mempengaruhi kemenangan paslon, malah dalam hal sederhana lebih mudah paslon untuk menang karena hanya memperebutkan tadi kira-kira 30 suara dalam analogi 100 suara tadi," ungkap dia.
Baca juga: Muncul Gerakan Anak Abah di Pilkada Jakarta, Perlawanan Pemilih atau Bentuk Posisi Tawar Anies?
"Jadi justru dalam konteks tersebut karena memilih adalah hak privilage, hak konstitusional kami justru modorong gunakan hak pilihnya datang ke TPS pilih yang menurut warga Jakarta terbaik," imbuh Dody.
Gerakan Anak Abah
Sejak Jumat (6/9/2024) muncul gerakan bertema 'Anak Abah Tusuk 3 Paslon' di media sosial.
Anak Abah diasosiasikan sebagai pendukung Anies Baswedan di Jakarta.
Diduga gerakan itu digalang oleh para pendukung Anies Baswedan sebagai bentuk kekecewaan karena jagoannya tidak maju di Pilkada Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.